Iringi Seruan Tobat dengan Seruan Taat Syariat, Berani?
Menyeru masyarakat bertobat sementara kepala negaranya tidak menerapkan seluruh syariat atasi wabah, merupakan teladan yang buruk.
Baca SelengkapnyaMenyeru masyarakat bertobat sementara kepala negaranya tidak menerapkan seluruh syariat atasi wabah, merupakan teladan yang buruk.
Baca SelengkapnyaMasyarakat nampaknya masih sedikit “trauma” dengan rekam jejak penanganan pandemi oleh pemerintah selama ini.
Baca SelengkapnyaPenanganan wabah yang sahih hanya akan dan bisa diterapkan secara benar oleh negara yang berfungsi secara benar pula (kredibel).
Baca SelengkapnyaBagi negara pengekor seperti Indonesia, mengambil keputusan akan sulit luar biasa.
Baca SelengkapnyaJika realisasi kebijakan hanya sebatas wacana dan propaganda, maka jangan heran jika rakyat kian mundur teratur dan menjauh karena meragukan kredibilitas penguasa, bahkan untuk sebuah urusan “berbicara” yang auto-njeplak.
Baca SelengkapnyaSejak merebaknya virus corona baru atau Covid-19 ini, nilai mata uang rupiah terus “ndlongsor”.
Baca SelengkapnyaTampak sekali tak memiliki hati nurani. Pertimbangan para pejabat negeri hanya untung dan rugi. Ketika rakyat dilanda kekhawatiran atas wabah penyakit, mereka justru disibukkan memikirkan perekonomian.
Baca SelengkapnyaKhilafah adalah negara yang independen, tidak tergantung pada asing. Hal ini karena khilafah mengamalkan perintah Allah ‘Azza wa Jalla yang melarang memberikan jalan apa pun bagi orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman.
Baca SelengkapnyaWabah virus corona alias Covid-19 yang berasal dari Wuhan, Cina, dijadikan alibi pemerintah Indonesia terhadap kondisi ekonomi domestik yang anjlok.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi wabah penyakit yang sudah menjadi epidemi bahkan pandemi, tidak cukup peran dari segelintir kelompok, komunitas, atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Negara harus berperan aktif dalam menjaga keamanan makanan dan kehalalan pangan.
Baca Selengkapnya