Opini

Opini

Kemelut Cina Rebut Perairan Natuna, Kedaulatan Indonesia Gawat Darurat?

Keserakahan Cina dengan wira-wiri di perairan Natuna semestinya menampar politik luar negeri Indonesia. Motif kapitalistik Cina untuk mencoba menguasai sebagian perairan Natuna ini mereka nyatakan dengan aksi riil berupa unjuk kekuatan militer maupun riset mereka di kawasan tersebut. Hal ini sekaligus membuktikan kedaulatan Indonesia dalam kondisi gawat darurat.

Read More
Opini

Mayoritas Koruptor Berpendidikan Tinggi, Ada Apa dengan Sistem Pendidikan Kita?

Data terbaru menunjukkan, sebanyak 86% koruptor di Indonesia adalah alumni perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya pendidikan seseorang tidak berkorelasi dengan kejujuran dan sikap amanah. Padahal, seharusnya makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak ilmunya, maka makin baik pula kepribadiannya. Nyatanya tidak. Lantas, apa yang salah dengan pendidikan kita?

Read More
Opini

Bandara Mati Suri dan Utang Meninggi, Dampak Tata Kelola Salah Visi dan Terjebak Privatisasi

Problem yang dihadapi oleh Indonesia dalam membangun proyek infrastruktur adalah kesalahan dalam mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme. Tidak hanya itu, bahkan sistem ekonomi ini amat destruktif. Akibatnya, Indonesia dengan seluruh potensi kekayaan yang dimilikinya tidak mampu membiayai pembangunan infrastrukturnya sendiri yang notabene dibutuhkan untuk kemaslahatan publik. Exit strategy yang dilakukan oleh negara pada akhirnya selalu berujung dengan utang dan privatisasi.

Read More
Opini

Natuna Butuh Aksi Nyata, Bukan Retorika

Kondisi di perairan utara Indonesia sedang tegang. Setelah kapal riset Cina terlihat berlayar, mencuat protes Cina atas pengeboran minyak di Laut Natuna Utara. TNI menegaskan akan membela Natuna sampai titik darah penghabisan. Akan tetapi, kita perlu mengukur kekuatan, apakah sekarang kita dapat menghadapi kekuatan Cina? Hal ini karena untuk menghadapi persoalan Natuna butuh aksi nyata, bukan retorika semata.

Read More
Opini

Digisexuality di Era Game Online Lahir dari Liberalisasi

Kini, istilah “digiseksualitas” ikut menambah deretan daftar penyimpangan seksual. Menurut Profesor Neil McArthur dari Associate Professor of Philosophy di the University of Manitoba, digiseksualitas adalah orientasi seksual yang pelakunya lebih nyaman melakukannya menggunakan teknologi, seperti robot, pornografi, teledildonik, ataupun sexting. Perbuatan ini adalah akibat liberalisme.

Read More