[Fikrul Islam] Meningkatkan Kualitas Kepribadian Manusia

Untuk meningkatkan kualitas nafsiyah Islamnya, seseorang harus meningkatkan kekuatan ikatan yang mengikat dorongan naluri dan kebutuhan jasmaninya dengan mafhum yang diperoleh dari aqliyah Islam. Karena itu, orang tersebut harus hidup dalam suasana keimanan, bergaul dengan orang-orang saleh, memilih teman yang baik, serta menjauhi orang-orang yang berbuat maksiat.

Baca Selengkapnya

Kepribadian Manusia menurut Islam

Hal yang membentuk kepribadian seseorang sesungguhnya adalah mafahim dan muyûl-nya. Dengan demikian, kepribadian seseorang pada dasarnya merupakan akumulasi dari cara berpikir orang tersebut dalam menghukumi realitas, serta kecenderungannya terhadap realitas tersebut. Atau dengan istilah yang lebih sederhana, kepribadian (personality) itu merupakan akumulasi dari aqliyah dan nafsiyah manusia.

Baca Selengkapnya

[Fikrul Islam] Syakhshiyah (Kepribadian Manusia)

Dari aqliyah dan nafsiyah, terbentuklah syakhshiyah (kepribadian manusia). Walaupun akal dan pemikiran ada secara fitri dan pasti keberadaannya pada setiap manusia, akan tetapi pembentukan aqliyah dan nafsiyah terjadi dari hasil usaha manusia sendiri. Sebab, yang menjelaskan makna suatu pemikiran sehingga menjadi mafahim adalah adanya satu atau lebih landasan (ideologi) yang menjadi tolok ukur untuk pengetahuan dan kenyataan ketika seseorang berpikir.

Baca Selengkapnya

[Fikrul Islam] Cacat dalam Tingkah Laku Manusia

Cacat tingkah laku seorang muslim tidak sampai mengeluarkannya dari Islam dan tidak menyebabkan dirinya kehilangan kepribadian Islamnya. Namun, ini tidak berarti bahwa berbuat maksiat kepada Allah Swt. dibenarkan. Ini karena yang menjadi pembahasan utama adalah selamat dan tidaknya akidah Islam seseorang, juga aqliyah dan nafsiyah-nya yang dibangun berdasarkan akidah Islam.

Baca Selengkapnya

[Fikrul Islam] Antara Akhlak dan Kepribadian Islam

Untuk meningkatkan kualitas kepribadian Islam seorang muslim hingga menjadi kepribadian Islam yang kuat dan tinggi; yang tidak hanya melaksanakan yang wajib dan sunah, tetapi juga meninggalkan yang haram dan makruh; atau bukan merupakan kepribadian Islam yang lemah, yang hanya melaksanakan yang wajib dan meninggalkan yang haram dengan mengabaikan perkara yang sunah atau makruh; maka seorang muslim wajib memperhatikan dan menjaga akhlak dalam setiap perbuatannya.

Baca Selengkapnya