Opini

Tegakkan Khilafah, Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Dunia

Penulis: Rindyanti Septiana, S.H.I.

MuslimahNews.com, OPINI Sungguh baik gagasan Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia pusat ekonomi syariah dunia. Bahkan, beliau dan jajarannya berkomitmen mewujudkan gagasan itu pada 2024 dengan usaha keras.

Presiden berkata, “Inilah saya kira, perkembangan ekonomi syariah kita dalam 6—7 tahun ini dan kita harapkan dengan jumlah penduduk terbesar, jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sebesar 87% atau 207 juta jiwa.” (cnbcnindonesia.com, 10/12/2021).

Presiden juga memastikan akan mendorong industri halal, keuangan syariah, hingga kewirausahaan syariah. Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Kongres Ekonomi Umat ke-2 Majelis Ulama Indonesia Tahun 2021, Jumat (10/12/2021).

Begitu melangitnya komitmen tersebut untuk negeri. Akan tetapi, apakah hal itu bisa terwujud jika tidak menaati seruan Sang Pemilik bumi dan langit?

Presiden begitu bangga mengatakan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Hal itu terus-menerus ia sampaikan di mana-mana. Namun, sayang seribu sayang, sekadar bangga berpenduduk muslim terbesar di dunia, tetapi tidak menerapkan aturan Islam secara kafah. Ini sama dengan omong kosong, bukan?

Padahal, banyak sekali kemaslahatan yang akan negeri dapat jika menerapkan Islam kafah. Bukan hanya bisa menjadikan Indonesia pusat ekonomi syariah dunia, melainkan wilayah Indonesia akan makin luas di bawah naungan Khilafah.

Rasanya sungguh sangat mustahil ketika hendak menjadikan pusat ekonomi syariah dunia tanpa menerapkan syariat secara kafah dalam Khilafah.

Eksisnya Ekonomi Syariah Butuh Khilafah

Kali ini, Presiden tidak salah jika menilai Indonesia berpotensi menjadi menjadi pusat ekonomi syariah dunia dengan melihat jumlah penduduk muslimnya di dunia. Jumlah penduduk muslim terbesar ini memang bisa menjadi kekuatan tidak terkalahkan, baik secara politik maupun ekonomi, tentu jika mengelolanya dengan baik. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial bagi produk-produk industri.

Baca juga:  Meraih Kepemimpinan Ekonomi Syariah Global

Namun, predikat penduduk muslim terbesar di dunia bukan satu-satunya faktor yang mampu menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia saat ini. Mengapa? Jika penguasanya masih menerapkan sistem sekuler kapitalistik sebagai asas dalam menjalankan roda pemerintahan, bagaimana mungkin ekonomi syariah bisa tegak di atas sistem tersebut? Sebab, dua kondisi ini (ekonomi syariah dan sistem kapitalisme) bagai air dan minyak yang tidak akan mungkin bisa menyatu sampai kapan pun.

Antara tujuan dengan cara mencapai tujuan jelas tidak sejalan. Bukankah ini namanya mustahil dan mimpi belaka? Harapan pemerintahan Jokowi terhadap ekonomi syariah begitu optimis karena ekonomi liberal yang langgeng dalam sistem sekuler kapitalistik makin hari terus menunjukkan kegagalannya dalam menyejahterakan rakyat dan memakmurkan negara.

Hanya saja, penting untuk umat ketahui dan pahami bahwa ekonomi syariah yang merupakan penerapan dari politik ekonomi Islam tidak bisa berdiri sendiri tanpa topangan institusi Khilafah. Eksistensi ekonomi syariah membutuhkan adanya Khilafah, sistem pemerintahan yang telah terbukti selama 13 abad menyejahterakan rakyat dengan menerapkan politik ekonomi Islam.

Terapkan Syariah, Indonesia Berkah 

Indonesia menduduki posisi peringkat keempat dunia ekonomi syariah pada 2020. Menurut data The State of Global Islamic Economy Indicator Report, pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia mengalami peningkatan yang baik. Pemerintahan Jokowi mulai hitung-hitungan di atas kertas terkait potensi dari penduduk muslim Indonesia dalam mendukung pengembangan ekonomi syariah.

Baca juga:  Incar Dana Wakaf Demi Ekonomi Negara

Watak para penguasa kapitalis memang hanya melihat keuntungan materi, tetapi menyampingkan ajaran agama. Syariat Islam tidak boleh eksis secara kafah, tetapi mendorong ekonomi syariah untuk eksis agar menghasilkan keuntungan yang besar untuk para oligarki.

Padahal, jika saja penguasa negeri ini mau mencampakkan sistem sekuler kapitalistik dan menerapkan sistem Islam kafah, Allah Swt. pasti menurunkan rahmat dan keberkahan-Nya atas negeri ini.

Sebagaimana telah terbukti oleh para penguasa muslim, mulai dari kepemimpinan Rasulullah saw. hingga Khulafaurasyidin dan para Khalifah setelahnya. Kesejahteraan meningkat pesat, ekonomi berjalan stabil, hingga sulit menemukan orang yang berhak menerima zakat dalam naungan Khilafah. Keunggulan peradaban Islam tampak dari seluruh aspek kehidupan, bukan hanya ekonominya saja.

Tegakkan Khilafah

Khilafah memiliki perekonomian kuat, produktif, antiresesi, dan antikrisis selama 13 abad. Sistem ekonomi Islam yang diterapkan Khilafah memiliki imun kuat dalam berbagai kurun waktu. Sebab, Khilafah menjalankan mekanisme politik ekonomi Islam.

Pertama, melarang penimbunan harta yang akan menarik perputaran yang ada di masyarakat, termasuk pula menyimpan atau menahan harta dalam berbagai bentuk surat berharga.

Kedua, mengatur kepemilikan sehingga aset negara seperti SDA melimpah dan tidak terkuasai asing lewat korporasi. Ketiga, menerapkan mata uang berbasis emas dan perak. Ekonomi pun menjadi stabil dan produktif. Keempat, menghentikan transaksi riba.

Kelima, penerapan zakat mal dalam regulasi negara. Zakat mal bukan diperuntukkan bagi infrastruktur melainkan menyalurkannya kepada delapan kelompok yang berhak menerimanya dalam Islam. Mekanisme di atas mampu menjamin kehidupan ekonomi rakyat dan negara berjalan dengan baik.

Baca juga:  Ekosistem Ekonomi Syariah dalam Pusaran Kapitalisme

Ini bukan sekadar prestasi di atas kertas lewat data sehingga penguasanya berbangga-bangga atasnya, tetapi terbukti mampu menyejahterakan rakyat. Semestinya, kebahagiaan terbesar seorang penguasa muslim ialah ketika ia mampu adil, amanah, dan menyejahterakan rakyatnya. Bukan malah sibuk meningkatkan peringkat ekonomi syariah di dunia, tetapi faktanya rakyat tetap miskin dan menderita.

Jika penguasa negeri serta jajarannya berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia, satu-satunya cara ialah dengan menegakkan Khilafah. Maukah mereka ikut memperjuangkan tegaknya Khilafah? Inilah komitmen mulia yang seharusnya penguasa muslim miliki, yakni mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah.

Khatimah

Dengan demikian, terwujudnya industri, keuangan, dan kewirausahaan syariah hanya dengan tegaknya Khilafah. Permasalahan akibat penerapan kapitalisme tidak dapat selesai dengan metode tambal sulam ala Islam parsial. Rusaknya ekonomi liberal dengan melejitkan ekonomi syariah tidak akan mampu menyelesaikan masalah ekonomi Indonesia.

Ibarat satu tubuh, yakni badannya, jantungnya, darahnya, dan pompa darahnya adalah kapitalisme. Jika hanya mengganti jantungnya saja, sementara darah dan tubuhnya masih kapitalisme, masalah demi masalah akan terus ada. Cacat bawaan kapitalisme hanya bisa terobati secara total dengan mengganti sistemnya, yakni sistem Islam kafah.

Buktikan kesungguhan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia dengan memperjuangkan Khilafah. Allah Swt. berfirman, “Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ‘azza wa jalla, ikutilah aku, niscaya Allah ‘azza wa jalla mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran: 31). Wallahualam. [MNews/Has]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *