Nafsiyah

[Nafsiyah] Mohon Perlindungan Allah dari Tetangga Buruk

MuslimahNews.com, NAFSIYAH — Pernahkah kita mendapatkan perilaku buruk dari tetangga? Apakah kita merasa baik-baik saja atau terganggu hingga berakhir pindah rumah? Dalam sistem sekuler kapitalistik, mendapatkan tempat tinggal nyaman dan dikelilingi tetangga saleh merupakan hal langka.

Mengapa demikian? Rupanya atmosfer kehidupan yang diciptakan sistem demokrasi senantiasa menerapkan nilai-nilai kehidupan yang bertentangan dengan Islam. Individualisme dianggap biasa, hedonisme tidak menjadi masalah, dan asas manfaat kerap kali menjadi pengikat hubungan manusia.

Bertetangga pun tak lepas dari nilai-nilai tersebut, padahal Islam mengharamkan berbuat buruk pada siapa pun. Terhadap hewan sembelihan saja kita dilarang untuk menyakitinya, terlebih lagi pada orang yang hidupnya berdampingan dengan kita, tentu kita tidak boleh menyakiti dan berbuat buruk pada mereka.

Dalam Islam, menjadi tetangga yang baik merupakan ciri mukmin yang sempurna imannya. Rasulullah saw. bersabda, “‘Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman,’ Para sahabat bertanya, ‘Apa itu wahai Rasulullah?’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Yaitu seseorang yang tetangganya tidak bisa aman dari bawa’iqnya.’ Mereka bertanya, ‘Wahai Rasul apa itu bawa‘iqnya?’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Kejelekannya.’” (HR Ahmad)

Tetangga Buruk Sangat Mengganggu

Termasuk perilaku buruk dari tetangga ialah menipu, menzalimi, mengambil hak secara batil, polusi suara, menguasai tanah yang bukan haknya, menggelar acara dengan menggunakan jalan milik umum, hingga fenomena perselingkuhan antar tetangga kerap terjadi dalam sistem sekuler.

Baca juga:  [Fikih] Hukum Menggunakan Wi-Fi Tetangga Tanpa Izin

Kita tidak bisa menutup mata dari berbagai perilaku dari tetangga yang buruk. Abdullah bin Mas’ud berkata, seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw., “Bagaimana aku mengetahui bahwa aku telah berbuat baik atau buruk?” Lalu Rasul saw. bersabda, “Jika engkau mendengar tetanggamu mengatakan engkau telah berbuat baik berarti engkau telah berbuat baik dan jika engkau mendengar mereka mengatakan engkau telah berbuat buruk berarti engkau telah berbuat buruk.” (HR Ahmad)

Lantas, bagaimana sikap kita ketika mendapatkan tetangga yang buruk? Pertama, bersabarlah dan berupaya melakukan amar makruf nahi mungkar. Kedua, cobalah menasihati lalu mendoakannya karena bisa jadi hal itu dilakukannya karena kurang memahami ilmu agama. Ketiga, dakwahkanlah mereka.

Kita pun diminta untuk terus istikamah dalam kebaikan dan tidak tersulut untuk membalas dengan perilaku buruk yang serupa karena membalas keburukan dengan keburukan merupakan perbuatan tercela yang dibenci Allah Swt..

Terakhir, berdoalah kepada Allah Swt. seperti yang dicontohkan Rasulullah saw.. Beliau berdoa, “Ya Allah, Aku memohon perlindungan pada-Mu dari tetangga yang buruk, dari pasangan yang cepat menumbuhkan uban, dari keturunan yang menguasai, dan dari harta yang menyebabkan azab, serta teman yang membuat makar, matanya selalu mengawasi, dan hatinya (meneropong) penuh kebencian, jika ada kebaikan ditutupinya, jika melihat keburukan disebarnya.” (HR Thabrani, di hasankan Al Albani)

Baca juga:  [Fikih] Hukum Menggunakan Wi-Fi Tetangga Tanpa Izin

Berbuat baiklah kepada tetangga seperti halnya kita berbuat baik kepada keluarga. Rasulullah saw. mengingatkan agar para wanita muslimah menghormati pemberian tetangga. Dari Abu Hurairah ra. berkata, Nabi saw. pernah bersabda, “Wahai para wanita muslimah, janganlah ada seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun kikil (kaki) kambing.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sudahkah kita menjadi tetangga yang baik? Cukuplah ajaran Islam yang datang dari Allah dan Rasul-Nya menjadi pengingat bagi kita untuk terus berbuat baik pada sesama manusia, termasuk pada tetangga kita. [Mnews/Rindy-Nsy]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *