Khalifah Umar bin Khaththab ra. Memikirkan Urusan Umat hingga Akhir Hayat

Penulis: Nabila Ummu Anas

MuslimahNews.com, TARIKH KHULAFA – Umar bin Khaththab ra. adalah khalifah kedua kaum muslim. Banyak terobosan kebijakan yang Khalifah Umar keluarkan untuk kemaslahatan Islam dan kaum muslim. Pada masa pemerintahannya, beliau membentuk diwan baitulmal, menetapkan penanggalan hijriah, dan memungut kharaj atas tanah. Semasa menjadi khalifah, Umar mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjadi pelayan umat hingga akhir hayatnya.

Khalifah Umar mengangkat para pejabat yang kompeten untuk menjadi wali di berbagai wilayah dan pemimpin pasukan. Para wali ini menjadi penanggung jawab dan pemimpin di setiap wilayah dengan kemampuan, keteguhan, semangat, dan keikhlasan.

Memohon Mati Syahid

Ibnu Katsir menuturkan, seusai menunaikan ibadah haji pada 23 H dan singgah di Abthah, Umar berdoa dan mengadu kepada Allah bahwa usianya telah lanjut, kekuatannya telah berkurang, sedangkan rakyat yang dipimpinnya makin banyak dan tersebar di berbagai penjuru. Umar khawatir tidak bisa mengemban amanat dengan baik. Umar lalu memohon agar Allah memberinya mati syahid di kota Rasulullah saw., yaitu Madinah.

Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari, Umar sering berdoa, “Ya Allah, berilah aku rezeki syahadah (mati syahid) di jalan-Mu dan jadikan kematianku di negeri Rasul-Mu.” (HR Bukhari)

Adil pada Seluruh Rakyat

Adalah Abu Lu’lu’ah Fairuz, seorang Majusi dari Romawi yang telah menikam Khalifah Umar bin Khaththab ra. dengan pisau kecil bermata dua. Ketika itu, Khalifah Umar sedang melaksanakan salat Subuh di mihrab pada Rabu, empat hari sebelum Zulhijah berakhir tahun 23 H.

Baca juga:  Mekanisme Pengangkatan Khalifah: Antara Imam An-Nawawi dan Al-Qadhi An-Nabhani

Kala itu Umar tersungkur, Abdurrahman bin Auf menggantikannya sebagai imam salat. Khalifah segera dibawa ke rumahnya. Orang-orang mengingatkan Umar untuk salat, Umar menjawab, “Ya, tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan salat.” Khalifah lalu salat saat itu juga.

Umar kemudian bertanya tentang siapa yang membunuhnya. Para sahabat menjawab, “Abu Lu’lu’ah, budak Mughirah bin Syu’bah.” Mendengar itu, Khalifah Umar berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan kematianku di tangan orang yang mengaku sebagai mukmin dan tidak pernah bersujud sekalipun. Semoga Allah menistakannya. Padahal, kita sudah berbuat baik padanya.”

Mughirah bin Syu’bah menggaji Abu Lu’lu’ah dua dirham per hari. Kemudian ia minta kepada Khalifah Umar untuk menambah upahnya karena ia adalah tukang kayu, pemahat, dan pandai besi. Umar ra. lalu menambah upahnya sebesar 100 dirham per bulan.

Saat itu Umar mengatakan kepadanya, “Aku dengar engkau pandai membuat penggilingan yang berputar dengan angin.” Abu Lu’lu’ah menjawab, “Demi Tuhan, aku akan membuatkan untukmu sebuah penggilingan yang akan menjadi buah bibir banyak orang di barat maupun di timur.” Dialog antara Khalifah Umar dan Abu Lu’lu’ah itu terjadi pada Selasa sore, sehari sebelum ia menikam Khalifah Umar.

Baca juga:  Tunjangan Khalifah

Masih Sempat Mengingatkan

Orang-orang berdatangan ke rumah Amirulmukminin dan mereka memuji Umar. Seorang pria berkata, “Bergembiralah wahai Amirulmukminin atas karunia Allah kepadamu berupa persahabatanmu dengan Rasulullah saw. dan senioritasmu dalam Islam seperti yang engkau sendiri ketahui. Setelah itu engkau memimpin kami, berlaku adil terhadap kami, kemudian mati syahid.” Umar menukas, “Aku pikir itu sudah cukup. Semoga itu semua tidak menjadi bebanku nanti dan tidak pula menjadi kebanggaanku.”

Setelah pria itu berbalik, terlihat bajunya yang menyapu tanah. Umar pun berkata, “Suruh orang itu kembali ke sini!” Setelah pria itu dipanggil, Umar mengatakan kepadanya, “Wahai anak saudaraku, angkatlah bajumu, karena bajumu bisa lebih terjaga dari najis dan engkau akan lebih bertakwa di hadapan Allah.”

Pesan kepada Khalifah Penggantinya

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Khalifah Umar berkata, “Aku berwasiat kepada khalifah setelahku agar ia mengetahui hak kaum Muhajirin generasi pertama dan menjaga kehormatan mereka. Aku berwasiat kepadanya agar memperlakukan kaum Anshar dengan baik. Mereka telah memberikan negeri mereka dan menyatakan iman mereka. Hendaknya khalifah sepeninggalku menghargai kebaikan mereka dan memaafkan kesalahan kaum Anshar.”

Khalifah Umar juga berwasiat kepada khalifah penggantinya untuk memimpin rakyat di berbagai wilayah dengan baik sebab mereka adalah benteng Islam, penambah kekayaan baitulmal, dan penggentar musuh. Mereka tidak memungut sepeser pun kecuali kelebihan harta mereka sesuai rida rakyat.

Baca juga:  [Hadits Sulthaniyah] Ke-1: Khalifah Adalah Pemimpin Kaum Muslim

“Aku juga berwasiat untuk memperlakukan orang-orang Arab Badui dengan baik karena mereka adalah cikal bakal bangsa Arab dan materi pokok agama Islam. Dana Islam diambil dari kelebihan harta mereka dan dikembalikan kepada kaum fakir dari kalangan mereka. Aku berwasiat kepada khalifah penggantiku atas dasar kesucian Allah dan Rasul-Nya, agar ia memenuhi perjanjian dengan kaum muslim, memerangi musuh jika musuh menyerang mereka dan tidak membebani mereka kecuali sesuai dengan kemampuan mereka,” lanjut Khalifah Umar.

Hingga akhir hayatnya, Khalifah Umar bin Khaththab ra. adalah pemimpin yang amanah, bertanggung jawab, adil, dan selalu memastikan urusan rakyat terurus dengan baik sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya. [MNews/Has]

Sumber: Prof. Dr. Ibrahim al-Quraibi. Tarikh Khulafa. Qisthi Press.

One thought on “Khalifah Umar bin Khaththab ra. Memikirkan Urusan Umat hingga Akhir Hayat

  • 11 Desember 2021 pada 03:28
    Permalink

    Subhanallah pemimpin yang sangat mementingkan rakyatnya

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.