[Hadits Sulthaniyah] ke-55: Tidak Berusaha Mencegah Kezaliman Adalah Penyebab Datangnya Azab Allah
Bab “Amar Makruf dan Membela Kebenaran Adalah Kunci Sukses di Dunia dan di Akhirat” (Hadis ke 51—57)
MuslimahNews.com, HADITS SULTHANIYAH — Hadis ke-55: “Sesungguhnya, manusia itu, jika mereka menyaksikan kezaliman, tetapi tidak mengambil tindakan apa pun dengan tangannya, maka Allah hampir akan meratakan siksa (azab)-Nya.” (HR Abu Daud No. 3775)
Penjelasan:
a. Abu Bakar ash-Shiddiq ra pernah mengatakan, “Wahai manusia, kalian membaca ayat dari Kitab Allah dan menerapkannya tidak sebagaimana yang dikehendaki Allah dalam firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.” (QS Al-Maidah [5]: 105)
Aku mendengar Rasulullah saw. mengatakan bahwa apabila sebagian manusia melakukan perbuatan dosa atau tanpa hak, sedangkan masyarakat tidak berupaya mengubahnya, maka hampir saja Allah menyelimuti mereka dengan segala bentuk azab.”
b. Riwayat di atas menunjukkan konsekuensi yang timbul akibat mengabaikan aktivitas mengoreksi kezaliman penguasa. Hal ini disebabkan karena kezaliman yang dilakukan penguasa pada akhirnya akan memengaruhi seluruh masyarakat, sebagaimana yang disebutkan pada hadis sebelumnya tentang kapal.
c. Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Setan telah menyesatkan kebanyakan manusia dengan menjadikan indah bagi mereka sejumlah ibadah tathawwu, seperti salat tathawwu dan puasa tathawwu, sementara mereka mengabaikan ibadah-ibadah wajib tertentu seperti amar makruf nahi mungkar, sampai-sampai mereka sama sekali tidak berniat untuk melakukannya ….”
“Pokok agama kita ini adalah melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Orang yang meninggalkan apa yang
menjadi kewajibannya sesungguhnya lebih buruk daripada orang yang berbuat dosa. Siapa pun yang memiliki pengetahuan tentang firman Allah, petunjuk Rasulullah, dan kehidupan para Sahabat akan dapat melihat bahwa orang-orang yang dianggap paling bertakwa pada saat ini pada hakikatnya adalah orang yang kurang bertakwa ….”
“Sungguh, masih adakah agama dan kebaikan di dalam diri seseorang yang melihat kemuliaan Allah dilanggar, hudud-Nya tidak ditegakkan, agama-Nya diabaikan, Sunah Rasul-Nya dijauhi, tetapi hatinya tetap dingin dan lisannya terus membisu? Yang tertinggal di dalam diri mereka hanyalah setan yang jahiliah.”
“Demikian pula orang yang menyerukan kebohongan tidak lain adalah setan yang berbicara. Alangkah celakanya Islam bila umatnya hanya peduli dengan yang terjadi pada agamanya ketika makanan dan kedudukan mereka aman. Yang terbaik di antara mereka boleh jadi hanya akan memperlihatkan wajah yang penuh keprihatinan. Akan tetapi, apabila mereka merasa kehilangan salah satu hal yang dicintainya, seperit pangkat dan hartanya, mereka siap mengorbankan segalanya dan mengerahkan semua usahanya, melakukan tiga upaya untuk mengubah keadaan tersebut (menggunakan tangannya, lisannya, maupun hatinya–sebagaimana disebutkan dalam hadis ke-49 di atas [sebelumnya, ed.) sesuai kemampuannya.”
“Orang-orang seperti ini, di samping mendapatkan murka Allah, tanpa sadar mereka juga menderita penyakit yang sangat berbahaya, mereka mempunyai hati yang mati. Manusia dengan hati yang hidup akan merasakan kemarahan di dadanya karena Allah, dan menunjukkan dukungan yang lebih besar terhadap Islam dan kaum muslim.” [MNews/Gz]
Sumber: Fathullah, Abu Lukman. 60 Hadits Sulthaniyah (Hadits-Hadits tentang Penguasa). 2010.
Masyaallah, insyaallah sampai akhir hidup akan dijalan mulia ini