Pribadi Rasulullah

Wafatnya Rasulullah ﷺ

Ummul Mukminin Aisyah ra. berkata, “Aku melihat Rasulullah ﷺ sewaktu beliau menghadapi maut, di sampingnya ada mangkuk berisi air. Rasulullah ﷺ memasukkan tangannya ke dalam mangkuk itu, kemudian menyapu wajahnya dengan air, kemudian beliau berdoa, ‘Allahummaa ‘inni ‘ala munkaratil maut (Ya Allah tolonglah aku dalam menghadapi kesulitan maut).’” Atau perawi ragu, “…ala sakaratil maut (sekarat maut).”


MuslimahNews.com, PRIBADI RASULULLAH – Anas bin Malik ra. berkata, “Terakhir kali aku memandang Rasulullah ﷺ, yaitu tatkala tirai kamarnya dibuka pada hari Senin. Aku memandang wajahnya bagaikan kertas mushaf (dalam keelokan dan kebersihannya). Orang-orang salat di belakang Abu Bakar ra.. Hampir saja terjadi keguncangan di antara umat. Kemudian ia (Abu Bakar ra.) memerintahkan umat agar tenang. Abu Bakar memimpin mereka, tirai kamar Nabi ﷺ dibuka, dan Rasulullah ﷺ kedapatan telah wafat pada akhir hari itu.”

Ummul Mukminin Aisyah ra. berkata, “Aku menyandarkan Nabi ﷺ ke dadaku… (Atau perawi ragu) ia berkata… Ke pangkuanku. Kemudian, beliau minta diambilkan pispot untuk buang air kecil. Beliau buang air kecil pada pispot itu setelah itu beliau wafat.”

Ummul Mukminin Aisyah ra. berkata, “Aku melihat Rasulullah ﷺ sewaktu beliau menghadapi maut, di sampingnya ada mangkuk berisi air. Rasulullah ﷺ memasukkan tangannya ke dalam mangkuk itu, kemudian menyapu wajahnya dengan air, kemudian beliau berdoa, ‘Allahummaa ‘inni ‘ala munkaratil maut (Ya Allah tolonglah aku dalam menghadapi kesulitan maut).’” Atau perawi ragu, “…ala sakaratil maut (sekarat maut).”

Ummul Mukminin Aisyah ra. mengabarkan, “Aku tidak membayangkan lagi kemudahan wafat seseorang setelah aku melihat wafat Rasulullah ﷺ.”

Masih riwayat dari Aisyah ra. Ia berkata, “Manakala Rasulullah ﷺ wafat, para sahabat berselisih paham tentang penguburannya. Abu Bakar berkata, ‘Aku mendengar sabda Rasulullah ﷺ yang tiada aku lupa. Beliau bersabda, ‘Allah swt. tidak mewafatkan seorang Nabi, melainkan beliau dikubur pada tempat yang paling disenanginya. Oleh sebab itu, kuburkanlah beliau pada tempat tidurnya.’”

Aisyah berkata, “Sesungguhnya Abu Bakar ra. mencium (mengecup) Nabi ﷺ setelah beliau wafat.”

Masih dari Aisyah ra. Ia berkata, “Sesungguhnya Abu Bakar ra. masuk ke rumah Nabi ﷺ setelah beliau wafat. Maka ia menempelkan mulutnya (mengecup) di antara kedua mata beliau, dan ia letakkan kedua tangannya di atas kedua lengan Nabi ﷺ.. Abu Bakar ra. Berkata, ‘Wahai Nabi, wahai kawan yang tulus, wahai kekasih.’”

Anas ra. bercerita, “Pada hari Rasulullah ﷺ memasuki Kota Madinah bercahayalah segala sesuatu yang ada di Madinah. Namun, di kala beliau wafat, muramlah rasanya segala sesuatu yang ada di Madinah. Kami tidak melepaskan tangan-tangan kami dari tanah… Dan sungguh kami telah menguburnya. Rasanya hati kami tidak mempercayai (akan kejadian tersebut).”

Aisyah menerangkan bahwa Rasulullah ﷺ wafat pada hari Senin.

Muhammad al-Baqir menceritakan, “Rasulullah ﷺ wafat pada hari Senin. Jenazahnya tertahan pada hari itu dan malam Selasa. Beliau dikuburkan malam Rabu tengah malam.” Sufyan (Ibnu Uyainah) dan yang lainnya berkata, “Terdengar suara bermacam-macam cangkul di akhir malam.”

Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf ra berkata, “Rasulullah ﷺ wafat pada hari Senin dan dikuburkan (dengan segala persiapan dilakukan) mulai hari Selasa.”

Salim bin Ubaid ra berkata, “Tatkala Rasulullah ﷺ sakit, beliau (Rasulullah) sempat pingsan, kemudian sadar kembali. Beliau bersabda, ‘Apakah waktu salat telah tiba?’

Para sahabat menjawab, ‘Ya.’

Kemudian, Beliau bersabda, ‘Perintahkan Bilal agar mengumandangkan azan dan perintahkan Abu Bakar salat (menjadi Imam) bagi umat (Atau beliau berkata, perawi ragu) bersama umat.’

Selanjutnya, Salim berkata, “Kemudian Beliau pingsan kembali, kemudian sadar kembali seraya bersabda, ‘Apakah waktu salat telah tiba?’” Para sahabat menjawab, ‘Ya.’

Kemudian, Beliau bersabda, ‘Perintahkan Bilal mengumandangkan azan dan perintahkan agar Abu Bakar melaksanakan salat bersama umat.’

Aisyah berkata (usul) kepada Rasulullah, ‘Sesungguhnya Ayahku sangat perasa. Bila Ia berdiri di tempat itu ia akan menangis dan ia takkan mampu berdiri. Bagaimana sekiranya Anda perintahkan saja orang lain?’

Salim berkata lagi, ‘Kemudian beliau pingsan lagi kemudian sadar kembali seraya berkata, ‘Perintahkan Bilal Mengumandangkan azan dan perintahkan agar Abu Bakar melaksanakan salat dengan umat (menjadi imam). Sesungguhnya, kalian (wahai kaum wanita) bagaikan wanita-wanita pada masa Nabi Yusuf.’

Maka Bilal diperintahkan mengumandangkan azan dan Abu Bakar diperintah, ia pun salat bersama umat (menjadi imam). Kemudian, Rasulullah ﷺ agak berkurang rasa sakitnya, maka beliau bersabda, ‘Carikan untukku orang yang bersedia aku telekan!’, Maka datanglah Burairah dan seorang aki-laki lainnya, kemudian Rasulullah ﷺ bertelekan pada keduanya.

Manakala Abu Bakar melihatnya, ia pun mengundurkan diri, tetapi Rasulullah ﷺ mengisyaratkan agar ia tetap di tempat.

Kemudian, Rasulullah ﷺ wafat, maka Umar bin Khaththab ra berkata, ‘Demi Allah, tiada seorang pun yang kudengar menyebutkan Rasulullah ﷺ wafat, melainkan akan kupancung (kepalanya) sengan pedangku ini!’”

Salim menceritakan lagi, “Umat pada waktu itu tidak mengetahui. Hal itu dapat dimengerti sebab sebelumnya tidak ada pada mereka seseorang Nabi. Maka sewaktu Umar berbuat demikian umat hanya berdiam diri. Kemudian, mereka berkata, ‘Wahai Salim, berangkatlah engkau menemui sahabat Rasulullah ﷺ (Abu Bakar) dan panggillah ia kemari!’

Kutemui Abu Bakar sewaktu ia sedang berada di dalam masjid. Kudekati dia sambil menangis karena kebingungan. Manakala dia melihat aku, ia bertanya,

‘Apakah Rasulullah ﷺ telah wafat?’

Aku menjawab, ‘Sungguh Umar berkata, ‘Tak seorang pun yang kudengar menyebut Rasulullah ﷺ wafat, melainkan ia akan kupancung dengan pedangku ini!’

Abu Bakar berkata, ‘Sudah, berangkatlah’

Maka berangkatlah aku bersamanya. Setibanya, orang-orang telah masuk ke rumah Rasulullah ﷺ, untuk itu ia berkata, ‘Wahai umat Muhammad, berilah aku jalan’

Kemudian, mereka memberi jalan. Ia menghampiri jenazah Rasulullah dan bersimpuh, lalu membaca surah Az-Zumar ayat 30 yang artinya, “Sesungguhnya engkau akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati.”

Para sahabat berkata, ‘Wahai sahabat Rasulullah, apakah Rasul telah wafat?’

Abu Bakar menjawab, ‘Ya.’

Mereka berkata, ‘Apakah dilakukan juga salat jenazah bagi Rasulullah?’

Abu Bakar menjawab. ‘Ya’

Mereka berkata, ‘Bagaimana caranya?’

Abu Bakar menjawab, ‘Serombongan masuk, kemudian bertakbir, membaca selawat dan berdoa, kemudian keluar. Setelah itu, masuklah serombongan berikutnya, lalu bertakbir, membaca selawat dan berdoa. Kemudian, keluar sampai semua orang kebagian.’

Mereka bertanya lagi, ‘Apakah Rasulullah juga dikebumikan’

Abu Bakar menjawab, ‘Ya’

Mereka bertanya, ‘Di mana?’

Ia menjawab, ‘Di tempat Allah mencabut rohnya’

Kemudian, Ia memerintahkan mereka agar yang memandikan belaiu adalah sepupu dari garis keturunan Ayah beliau. Orang-orang Muhajirin bermusyawarah (tentang Khalifah sesudahnya), maka berkatalah mereka, “Temuilah teman-teman kita dari kelompok Anshar. Kita ikut sertakan mereka bersama pada perumusan perkara ini (Khalifah).’

Golongan Anshar berkata, ‘Dari golongan kami seorang wakil, dari golongan kalian juga seorang wakil.’

Umar bin Khaththab berkata, ‘Siapakah gerangan yang dapat menandingi orang yang memiliki tiga keutamaan? Ia adalah salah satu dari dua orang di kala keduanya (Abu Bakar dan Nabi ﷺ) berada dalam gua. Di kala itu Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Janganlah kau berduka, sesungguhnya Allah bersama kita.’”

Siapakah gerangan orang yang berdua itu? Salim melanjutkan ceritanya, “Kemudian Umar mengulurkan tangannya, maka para sahabat berbaiat kepada Abu Bakar dan seluruh umat pun ikut memberikan baiat kepadanya dengan baiat yang tulus ikhlas.” Wallahualam. [MNews/Juan]

2 komentar pada “Wafatnya Rasulullah ﷺ

  • Masyaallah seorang pemimpin dunia telah meninggalkan kita semua dgn mewariskan jalan hidup bagi umat manusia

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *