Agar Anak Bahagia Sejak Masa Kecilnya

Setiap keluarga muslim tentu menjadikan Islam sebagai standar kebahagiaan orang tua, anak, dan seluruh anggota keluarganya. Juga tidak membatasi kebahagiaan ketika anak lulus ujian sekolah atau mandiri finansial alias punya penghasilan atau menduduki posisi karier yang membanggakan. Namun, bagaimana sejak masa kecilnya anak hidup bahagia dalam keluarga yang taat kepada ajaran Islam?

——-

Penulis: Nabila Ummu Anas

MuslimahNews.com, KELUARGA Kebahagiaan menjadi harapan setiap orang di dalam hidupnya, meski dengan berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Pun terhadap anak yang masih kecil, orang tua mesti mencanangkan mereka hidup dalam keluarga yang berbahagia.

Bagi setiap keluarga muslim tentu menjadikan Islam sebagai standar kebahagiaan orang tua, anak dan seluruh anggota keluarganya. Tidak membatasi kebahagiaan ketika anak lulus ujian sekolah atau mandiri finansial alias punya penghasilan atau menduduki posisi karier yang membanggakan. Namun bagaimana sejak masa kecilnya anak hidup bahagia dalam keluarga yang taat kepada ajaran Islam.

Kebahagiaan anak di masa kecil akan mempengaruhi bagaimana mental di kala dewasanya. Tidak jarang ditemukan remaja yang bermasalah, asosial, mental illness lahir dari keadaan masa kecil tidak bahagia. Sementara anak adalah aset berharga bagi orang tua dan dirinya sendiri.

Lahir dari Keluarga Harmonis dan Penuh Kasih Sayang

Keharmonisan keluarga berperan penting dalam menumbuhkan rasa bahagia pada anak. Minim pertengkaran, suasana saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran adalah lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya rasa tenang, aman dan bahagia pada anak.

Orang tua yang bijak, tidak mudah stress dengan berbagai persoalan yang dihadapi akan mampu memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak-anaknya. Sehingga wajar jika ada yang berpendapat anak yang bahagia dalam hidupnya lahir dari orang tua yang bahagia.

Keluarga muslim akan mewujudkan keharmonisan dan memberikan kasih sayang kepada anak-anak mereka sesuai dengan tuntunan Islam. Sakinah, mawaddah dan rahmah dapat dirasakan dari keluarga yang menjadikan keimanan sebagai pondasi bangunan rumah tangga. Dengan panduan keimanan pula, orang tua senantiasa terikat dengan aturan agama dalam setiap perilaku mereka. 

Bagaimana suami istri saling bersikap, interaksi orang tua kepada anak, perilaku yang lebih tua kepada yang muda serta sebaliknya berdasarkan tuntunan syariat. Tingkah laku yang lahir dari dorongan keimanan, tanpa ada keterpaksaan atau kepura-puraan akan berbuah ketenangan dan kebahagiaan. Keluarga yang terbina dengan Islam akan menjadi keluarga yang harmonis dan mampu mencurahkan kasih sayang yang tulus agar sejak usia dini anak-anak mereka telah merasakan kebahagiaan.

Tulusnya kasih sayang yang dicurahkan orang tua kepada anak karena memandang dia adalah amanah yang harus dijaga baik fisik dan mentalnya. Suri teladan keluarga muslim, Nabi Muhammad saw. telah mencontohkan bagaimana menyayangi amanah dari Allah swt. ini.

Abu Hurairah ra. meriwayatkan, “Saya pergi bersama Rasulullah saw. pada suatu waktu di siang hari tetapi dia tidak berbicara dengan saya dan saya tidak berbicara dengannya sampai dia mencapai Pasar Banu Qainuqa`. Dia kembali ke tenda Fatimah dan berkata, “Apakah orang kecil (artinya Al-Hasan) di sana?” Kami mendapat kesan ibunya telah menahannya untuk memandikan dan mendandaninya dan menghiasinya dengan karangan bunga manis. Tidak banyak waktu yang telah berlalu sampai dia (Al-Hasan) datang berlari hingga keduanya saling berpelukan, kemudian Rasulullah saw. berkata, “Ya Allah, aku mencintainya, cintai dia dan cintai orang yang mencintainya.” (HR Muslim).

Dari Anas bin Malik ra. berkata, “Saya tidak pernah melihat orang yang lebih berbelas kasih terhadap anak-anak selain Rasulullah saw. Putranya, Ibrahim, sedang dirawat seorang perawat di perbukitan sekitar Madinah. Dia akan pergi ke sana dan kami akan pergi bersamanya dan dia akan memasuki rumah, menjemput putranya, dan menciumnya, lalu kembali.” (HR Muslim).  

Butuh Tatanan Kehidupan yang Membahagiakan

Keluarga tidak bisa hidup dengan mengisolasi diri dari masyarakat dan tatanan kehidupan yang ada. Sebab berbagai kebutuhan hidup keluarga akan terpenuhi dengan interaksi mereka dengan lingkungan sekitar dan berbagai sistem kehidupan yang melingkupi mereka.

Adanya problem pada tatanan ini, pasti akan berdampak kepada semua individu yang ada di dalamnya termasuk keluarga. Sistem kehidupan yang diatur dengan aturan buatan manusia hanya akan menimbulkan masalah bagi berbagai interaksi yang terjadi.

Karena dengan keterbatasan akal manusia dan tuntunan hawa nafsu akan membuat siapa yang kuat dialah yang bertahan. Terlebih hidup di alam kapitalis hari ini, duit menjadi segalanya. Semua bisa dibeli jika punya uang banyak.

Harta di posisi utama wujud kasih sayang orang tua kepada anak. Menghalalkan segala cara pun akan ditempuh, untuk mengejar kebahagiaan semu yang terus diburu bak ingin meraih fatamorgana. Meskipun tidak akan pernah sampai pada rasa kebahagiaan yang sesungguhnya.

Kondisi ini pasti akan berpengaruh terhadap suasana di keluarga. Anak yang tertekan dengan obsesi orang tua, mudah depresi bahkan stress  atau selalu mendapat materi apapun yang diminta dengan dalih sayang anak, akan mewarnai kehidupan keluarga. Mereka sibuk bersusah payah mengisi harinya tanpa ada kejelasan kebahagiaan yang ingin diraih.

Berbeda jika kehidupan diatur dengan tatanan Islam kafah. Sebuah sistem kehidupan berdasarkan al-Qur’an dan sunah, yang keduanya adalah wahyu dari Pencipta manusia yaitu Allah swt.  Tatanan kehidupan yang dilandasi keimanan dan diterapkan karena ketakwaan kepada Allah swt. Maka pasti manusia, keluarga dan anak-anak yang hidup di dalamnya akan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Allah swt. berfirman, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” TQS Al A’raf : 96).

Jika hari ini belum ditemukan tatanan kehidupan yang ideal ini, maka menjadi tanggung jawab seluruh kaum muslimin untuk menegakkannya. Sebab ini adalah perintah Allah swt. dan demi kebahagiaan anak-anak, generasi masa depan penegak peradaban yang mulia. Wallahu’alam bishshowab.[MNews/Juan]

2 komentar pada “Agar Anak Bahagia Sejak Masa Kecilnya

  • 20 Oktober 2021 pada 22:09
    Permalink

    Masya Allah,dengan Islam lah terwijud nya keluarga bahagia

    Balas
  • 17 Oktober 2021 pada 20:08
    Permalink

    Ya allah bantu kami untuk bisa menegakkan khilafah

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.