[Tarikh Khulafa] Kekhalifahan Umar bin Khaththab ra. Berhasil Menumbangkan Peradaban Persia
Penulis: Nabila Ummu Anas
MuslimahNews.com, TARIKH KHULAFA — Persia adalah salah satu negara adidaya di samping Negara Romawi. Wilayah kekuasaan Persia sangat luas, rakyat dan pasukan yang sangat banyak serta negara yang berlimpah harta. Namun pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab ra., Persia berhasil ditaklukkan. Pasukan kaum muslimin memperoleh kemenangan yang gemilang dengan membuat pasukan Persia tidak berkutik dan tak ada harapan untuk menegakkan kembali kerajaan Persia yang mereka bangga-banggakan.
Nihawand: Perang Terakhir Mengalahkan Persia
Peristiwa Nihawand adalah perang terakhir pasukan Persia menghadapi pasukan kaum muslimin. Peristiwa ini terjadi pada tahun 21 H, pemicunya adalah keberhasilan kaum muslimin menaklukkan dan menguasai banyak wilayah kekuasaan Persia satu persatu, baik desa maupun kota.
Pasukan Persia berniat menuntut balas dan mengumpulkan penduduk yang masih tersisa di daerah-daerah yang belum di-futuhat pasukan kaum muslimin hingga di daerah Nihawand. Akhirnya terkumpul 150 ribu pasukan.
Mendengar berita tersebut, Khalifah Umar bin Khaththab ra. menulis surat kepada Nu’man bin Muqrin. Isinya, “Bismillahirrahmanirrahiim. Dari Umar, Amirulmukminin. Kepada Nu’man bin Muqrin. Amma ba’du. Telah sampai kabar padaku bahwa sejumlah besar pasukan ajm (non Arab) telah berkumpul di Nihawand untuk menyerang kalian. Jika suratku ini datang padamu, maka pergilah, dengan perintah dan pertolongan Allah, bersama kaum muslimin yang menyertaimu ke daerah Mah. Pasukan yang ada di sana akan berkumpul padamu. Setelah itu berangkatlah bersama mereka menuju Nihawand.”
Umar bin Khaththab ra. juga menulis surat kepada Abdullah bin Abdullah bin Utban,, wakil Sa’ad di kota Kufah, agar ia menginstruksikan pasukan kaum muslimin bergabung bersama pasukan Nu’man. Sedangkan pasukan di Ahwaz, diperintahkan untuk tetap di posisinya, sebagai penghalang antara wilayah penduduk Persia dan pasukan yang telah berkumpul di Nihawand. Pasukan kaum muslimin seluruhnya ketika itu sekitar 30 ribu orang.
Pertempuran terjadi dengan sengit. Saat malam makin gulita, pasukan Persia mengalami kekalahan dan semuanya melarikan diri. Panglima musuh berhasil dibunuh oleh pasukan kaum muslimin.
Hudzaifah bin Yaman mengirimkan berita kemenangan ini kepada Khalifah Umar bin Khaththab ra. Bersamaan dengan itu juga disampaikan tentang syahidnya panglima besar kaum muslimin Nu’man bin Muqrin.
Negara Persia Putus Asa
Perang Nihawand menjadi perang penentu yang telah membuat kekuatan kafir Persia tercerai-berai. Akibat kekalahan dalam perang ini, bangsa Persia tidak memiliki kekuatan lagi. Mereka semakin mendekati kehinaan, menjadi hancur oleh tangan-tangan pasukan kaum muslimin.
Persia meninggalkan harta benda dan perhiasan yang sangat banyak, hingga akhirnya menjadi ganimah bagi kaum muslimin. Pasukan kavaleri ketika itu mendapat bagian ganimah enam ribu dinar. Pasukan infanteri mendapat dua ribu dinar.
Penaklukan Nihawand merupakan anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada umat Islam, sampai-sampai dikatakan penaklukan wilayah ini adalah penaklukan dari segala penaklukan (fath al futuh). Harapan Negara Adidaya Persia sirna. Mereka merasa putus asa untuk bisa mengembalikan kekuasaannya. Kehormatan mereka telah hancur. Pada akhirnya mereka justru memeluk Islam, baik secara sukarela maupun terpaksa.
Tumbuhnya Peradaban Islam di Wilayah Persia
Selanjutnya peradaban Islam tumbuh di wilayah Persia menggantikan peradaban Persia. Bendera Islam berkibar dan kaum muslimin bersukacita berkat pertolongan Allah Swt.. Kerajaan para kaisar telah runtuh.
Terwujudlah doa Rasulullah saw. sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari, dari jalur Ibnu Syihab az Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud yang menyampaikan bahwa menurut Abdullah bin Abbas, Rasulullah saw. mengirimkan surat kepada penguasa Bahrain untuk kemudian diberikan kepada Kisra. Selesai membaca surat Rasulullah, Kisra merobek-robek surat tersebut. Ibnu Musayyab mengatakan, “Rasulullah saw. berdoa, agar kekuasaan Kisra betul-betul tercerai berai.”
Harapan Persia untuk mengembalikan kejayaannya telah pupus. Sedang raja mereka, Yazdajird kabur dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ia tak mendapatkan ketenangan. Tidak tersisa sedikit pun wilayah mereka, kecuali beberapa wilayah yang berusaha mengkhianati penjanjian damai dengan kaum muslimin. Namun semua usaha pengkhianatan itu tak berhasil. Sebab pasukan Islam langsung menumpasnya dan mengembalikan mereka ke pangkuan kekuasaan Islam.
Khalifah Umar bin Khaththab memerintahkan kaum muslimin menyebar di bekas wilayah Persia untuk mengantisipasi segala usaha pemberontakan yang mungkin muncul atau setiap upaaya penolakan dan pengkhianatan atas kebijakan Negara Islam.
Negara Khilafah Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khaththab ra. benar-benar telah menguasai wilayah Persia. Raja Persia Yazdajird terus terhina hingga menemui ajalnya di era Khalifah Utsman bin Affan ra. Kerajaan Persia hanya menjadi cerita obrolan para musafir yang melintasi bekas wilayah kekuasaan Persia. [MNews/Rgl]
Sumber: Tarikh Khulafa, Prof. Dr. Ibrahim al Quraibi, Qisthi Press