KeluargaRemaja

Melahirkan Duta Remaja Antinarkoba


Penulis: Ummu Fairuzah


MuslimahNews.com, KELUARGA — Narkoba itu barang haram dan mampu merenggut masa depan generasi. “Say No to Narkoba!” Semua pihak harus memerangi narkoba tanpa ada toleransi sedikit pun. Namun, karena bisnis haram narkoba bisa memberikan ceruk keuntungan bagi sebagian orang dan permintaan terus ada di pasar, maka sulit memberantas narkoba di bumi kapitalisme ini.

Penguasa yang tidak lagi concern terhadap masa depan generasi, akhirnya memberi beban berat kepada orang tua untuk mampu menjadi tameng bagi anak-anak mereka.

Di titik ini, kita menyadari betapa keluarga sangat membutuhkan hadirnya sistem yang mampu melindungi remaja dari ancaman narkoba. Sistem itu adalah sistem Islam.

Remaja dalam Jerat Narkoba

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Heru Winarko pada 26/6/2019 menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Ada peningkatan sebesar 24—28% remaja pengguna narkotika.

Kalangan remaja yang terpapar narkotika lebih rentan sebagai pengguna jangka panjang. Angka penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar pada 2018 saja (dari 13 ibu kota provinsi di Indonesia) mencapai angka 2,29 juta orang.

Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Brigjen Pol. Sufyan Syarif mengemukakan tren pengguna narkoba meningkat selama pandemi Covid-19. (kompas.com, 24/3/2021)

Sementara Komisioner KPAI Divisi Monitoring dan Evaluasi, Jasa Putra menjabarkan 82,4% anak terjerat kasus narkotika berstatus pemakai, 47,1% sebagai pengedar, dan 31,4% sebagai kurir.

Baca juga:  Peran Nizham Ijtima’i Islam (Aturan Pergaulan Islam) dalam Menghentikan Kekerasan Seksual

“Dari mana mereka dapat? 65% menjawab teman bermain dekat rumah. Bersama siapa ananda memakainya? 50% menjawab teman rumah. Itu artinya, keluarga menjadi faktor yang sangat penting dalam melindungi anak dari penyalahgunaan narkoba,” tutur Jasa Putra melalui rilis kepada JNR, Selasa (8/6/2021).

Orang Tua: Alarm Narkoba dalam Keluarga

Masyaallah, dengan demikian, peran orang tua dalam konteks melindungi remaja dari narkoba sangat penting. Dari orang tua merekalah sebaiknya remaja muslim memperoleh informasi yang benar seputar hakikat narkoba dan bagaimana menyikapi maraknya peredaran narkoba dalam timbangan syariat.

Sehingga, tatkala remaja menghadapi dunia luar, mereka tidak gagap informasi, mampu menilai dengan berpikir secara benar, dan mampu menolak setiap ajakan dan rayuan para pengedar narkoba.

Orang tua tidak harus dituntut menjadi seorang pharmacist atau dokter untuk mengetahui informasi seputar narkoba. Orang tua cukup menjadi seorang muslim yang melek politik agar cukup pengetahuan atau wawasan dan peduli terhadap permasalahan remaja.

Update informasi tentang perkembangan kasus narkoba pada remaja akan membantu orang tua untuk mampu membangun kewaspadaan pada diri remaja menghindari jerat jaringan narkoba.

Tentu saja, kesadaran politik bagi orang tua haruslah dibangun atas kesadaran ruhiyah (pengakuan yang lahir dari kesadaran hubungan dengan Allah), bahwa ini merupakan tuntutan keimanan.

Baca juga:  [News] Indonesia Tujuan Utama Penyelundupan Narkoba Internasional?

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (TQS At-Tahrim: 6)

Kukuhkan Keimanan, Didik dengan Syariat

Apa pun masalahnya, harus selalu diawali dengan membangun keimanan yang kukuh pada remaja. Ajaklah remaja untuk memahami ayat-ayat Allah, termasuk ayat-ayat kauniyah.

Remaja perlu menemukan jati diri mereka sebagai hamba Allah, yakni makhluk yang lemah yang akan senantiasa bersandar kepada Zat Yang Mahatinggi, menyerahkan segala urusan kepada-Nya, termasuk dalam menilai segala sesuatu baik benda maupun amal, mana perkara yang terpuji dan tercela, mana perkara yang baik dan buruk.

Penghambaan yang sempurna kepada Allah Swt. akan memunculkan sosok remaja yang tunduk dan legawa diatur dengan syariat. Tidak ada keberatan sedikit pun terhadap keputusan syariat.

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (TQS An-Nisa’: 65)

Penghambaan yang totalitas kepada Allah Swt. juga akan memunculkan sosok remaja dengan militansi yang tinggi. Remaja yang berani memberikan pengaruh kebaikan kepada lingkungan sebaya, bukan sosok yang mudah dan lemah untuk dipengaruhi oleh lingkungan.

Baca juga:  Cara Islam Cegah Perzinaan Produk Kapitalisme Sekuler

Remaja yang berani berkata “tidak” kepada segala yang dibenci oleh syariat. “Isyhadu, biannaa al muslimuun” (saksikanlah bahwa kami adalah muslim).

Komunitas Remaja Taat

Untuk menguatkan bangunan keimanan dan ketaatan, remaja membutuhkan wadah untuk bertukar pikiran, berdiskusi seputar problematik remaja. Komunitas remaja taat syariat akan memberikan rasa percaya diri yang lebih kepada remaja, bahwa mereka eksis, diakui, dihargai sebagai bagian penting masyarakat.

Program-program yang memberi ruang kepada remaja untuk bersuara di tengah masyarakat perlu didukung. Bisa saja pada mulanya program-program positif ini diinisiasi oleh beberapa orang tua atau guru mereka.

Dibantu diberikan visi misi ilahiah yang kental suasana ruhiyah dalam bentuk agenda-agenda kekinian, sampai remaja mampu berkreasi sendiri setelah bangunan kepribadian islamiah mereka cukup kukuh.

Maka, sebenarnya, rohis-rohis dan remaja masjid harus dihidupkan lagi tanpa labeling “radikal”. Halqah-halqah remaja ditumbuhkembangkan, buletin-buletin remaja islami dicetak besar-besaran,  hingga kanal-kanal media sosial milenial islami disemarakkan.

Intinya, setiap sarana yang efektif sebagai media propaganda untuk melawan jejaring narkoba di kalangan remaja harus didukung semua pihak, termasuk pihak pemerintah.

Goal setting yang ingin diraih adalah mencetak duta-duta antinarkoba yang lahir dari kalangan remaja muslim melek syariat. [MNews/Juan]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *