BeritaInternasional

[News] Bukti Adanya Bias Media dalam Pemberitaan tentang Palestina

MuslimahNews.com, INTERNASIONAL — The Centre for Media Monitoring (CfMM) telah menerbitkan laporan terbarunya, Media Reporting on Palestine 2021, setebal 44 halaman pada 27 Mei lalu.

Laporan yang mengambil timeline peristiwa di Palestina pada April—Mei 2021 ini membahas tentang bias bahasa dan jurnalistik yang nyata di dalam menggambarkan peristiwa kekerasan dan serangan terhadap warga Palestina.

Ditulisnya, serangan terhadap umat Islam yang tengah beribadah di Masjidilaqsa juga dilaporkan secara tidak wajar, sehingga tidak menunjukkan peristiwa yang sebenarnya dan dahsyatnya bahaya yang menimpa warga sipil yang tidak bersalah.

Laporan ini juga merilis adanya kematian perempuan, anak-anak, dan seluruh keluarga yang diabaikan secara tidak adil.

Mustahil Ada Kebenaran dari Orang-Orang yang Telah Menyatakan Perang Melawan Islam

Merespons hal ini, aktivis muslimah Sis Imrana Mohammad menggambarkan bahwa roket-roket “Israel” telah ditembakkan ke Gaza dan menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk 66 anak-anak.

Ia mengutip CfMM yang menyatakan bahwa antara 7—20 Mei 2021 selama “gencatan senjata”, ada 62.400 artikel cetak daring dan 7.997 siaran televisi yang melaporkan peristiwa tersebut.

“Laporan CfMM tersebut secara khusus berfokus pada media-media Inggris dan penggunaan bahasa yang miring dan tidak seimbang dengan tajuk utama yang menyesatkan dan framing yang bermasalah,” paparnya.

Ia menuturkan bahwa Rizwana Hamid, direktur CfMM dan salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan kepada The Middle East Eye bahwa situasi di Sheikh Jarrah yang diberitakan (media) sebagai “penggusuran” atau “sengketa real estate” menyiratkan (seolah-olah) pengusiran paksa ini legal dan memiliki dasar hukum, padahal bertentangan dengan hukum internasional.

Ia melanjutkan berkenaan dengan kekerasan polisi ‘Israel’ di Masjidilaqsa, yang mengakibatkan ratusan warga Palestina terluka, laporan tersebut mendokumentasikan contoh luas bagaimana berbagai outlet media menggunakan istilah seperti “bentrokan”, “konflik”, “perkelahian” dan “baku hantam”, yang berarti melakukan kesalahan yang sama.

Di dalam tata penggunaan bahasa, istilah seperti ‘penggusuran’ menutupi kebenaran adanya pemindahan paksa ilegal dan pengusiran warga Palestina dari rumah-rumah mereka. Istilah ‘konflik’ dan ‘bentrokan’ ini mencoba menyamaratakan peristiwa yang sebenarnya merupakan sebuah pertempuran antara David dan Goliath (atau Daud dan Jalut).

“Semua itu adalah contoh bagaimana gambaran kengerian dan ketidakadilan yang nyata terjadi kepada warga Palestina dirancang untuk menyembunyikan kejahatan perang penjajah Zionis dan para kolonialis pendukung mereka secara global,” tegasnya.

Sebagai contoh sebuah artikel di The Sun pada 12 Mei berjudul “Lima belas anak terbunuh dalam konflik Israel-Hamas saat Netanyahu memperingatkan ‘kami akan melakukan serangan yang tidak akan dapat kalian bayangkan.” Hanya saja headline ini tidak menyebutkan bahwa 14 dari 15 anak yang tewas tersebut adalah warga Palestina.

Artikel lain pada 17 Mei di iNews mengatakan, “42 orang tewas selama akhir pekan” dalam headline-nya, tetapi tidak menyebutkan bahwa semua korban itu adalah warga Palestina di Gaza.

Penelitian tersebut juga menunjukkan sebuah buletin BBC yang beredar luas menampakkan seorang pembaca berita menyebut orang-orang Palestina telah “tewas” (died) sementara menyatakan bahwa orang-orang Israel “terbunuh” (were killed).

Terus Memperjuangkan Khilafah yang Membebaskan Semua Bangsa Tertindas

Sis Imrana menekankan, Allah Swt. membimbing kita untuk memahami bahwa mustahil ada kebenaran dari orang-orang yang telah menyatakan perang melawan Islam dan orang-orang yang menganggap kaum muslimin sebagai musuh abadi.

Menurut Sis Imrana, satu-satunya hal yang harus disadari adalah jangan pernah mengharapkan gambaran nyata tentang apa yang terjadi pada umat ini dari mereka. Serta terus memperjuangkan Khilafah yang akan benar-benar membebaskan semua bangsa yang tertindas oleh kepemimpinan tanpa Islam. Lalu  ia menyitir firman Allah,

اشْتَرَوْاْ بِآيَاتِ اللّهِ ثَمَنًا قَلِيلاً فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ سَاء مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS At-Taubah: 32) [MNews/Ruh]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *