Opini

Umat Islam Akan Rugi Tanpa Aturan Ilahi

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS Al Jatsiyah: 18)


#100TahunTanpaKhilafah
Oleh: Asy Syifa Ummu Sidiq

MuslimahNews.com, OPINI — Menjadi sunatullah segala sesuatu disertai dengan pengaturannya. Matahari, bumi, bulan, dan seluruh benda angkasa memiliki peraturan orbit masing-masing.

Tidak ada pertukaran peran satu dengan yang lain. Bisa dibayangkan andai saja matahari merasa jenuh bersinar, ia ingin tidur sejenak, apa yang terjadi pada tata surya? Bisa-bisa bumi dan seisinya membeku.

Itulah alam, alam diciptakan Allah dengan seperangkat peraturan. Setiap komponen alam mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Tidak ada yang melawan, bahkan semuanya senantiasa bertasbih menyebut nama-Nya.

Begitu pun manusia. Sebagai bagian dari alam semesta, Allah telah memberikan seperangkat aturan untuk ditaatinya.

Meninggalkan Aturan Allah

Sebagai makhluk Allah, manusia selain dikarunia akal, mereka juga memiliki nafsu. Celakanya, jika akal mereka dipengaruhi nafsu, dengan mudah manusia keluar dari rambu-rambu Allah Swt..

Apalagi setelah 3 Maret 1924 (1342 H), waktu di mana sebuah institusi besar hancur, penjaga agama runtuh. Sistem pemerintahan yang dikenal dengan nama Khilafah sirna. Mulailah kaum muslim berada dalam masa kegelapan. Tanpa penerang dan pelindung.

Seratus tahun hampir berlalu, kaum muslimin masih dalam cengkeraman asing. Beragam kesulitan datang silih berganti, hingga banyak dari mereka yang berkorban nyawa. Bukan karena mereka diam, tapi lebih karena tak ada pelindung. Hal ini membuat mereka jauh dari agamanya.

Masalah Kaum Muslimin

Selama satu abad ini kaum muslim dirundung duka. Masalah muncul silih berganti seakan datang tak mau pergi. Mungkinkah ini dikarenakan kaum muslimin jauh dari aturan Ilahi?

Baca juga:  Syekh 'Atha' Abu ar-Rasytah: Seabad Tanpa Khilafah (Bagian 1/2)

Allah Swt. berfirman,

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al Araf: 96)

Adapun kerugian yang dialami kaum muslimin saat jauh dari hukum Allah adalah sebagai berikut,

Pertama, bagai buih di lautan. Umat muslim berjumlah banyak tapi mereka tak memiliki taring. Mereka mudah dipecah belah, dirayu, dipengaruhi, bahkan dijajah.

Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Kedua, mudah dirasuki pemahaman asing. Dengan jauh dari aturan Allah. Membuat keimanan kaum muslimin menjadi tipis. Pemahaman kapitalisme seperti kebahagiaan diukur dari materi, menyelimuti benak kaum muslimin.

Akhirnya mereka lebih mencintai dunia daripada akhirat, pun mudah dibeli dengan uang. Sehingga tidak heran jika kita menemukan muslim korupsi, membunuh, berzina, berkhianat, kena narkoba, merampok, dan yang lainnya. Bahkan pemahaman asing yang merasuki umat Islam secara tidak sadar menjadikannya antek asing.

Ketiga, tidak memiliki pelindung. Mereka disiksa, dibunuh, para wanita diperkosa, anak-anak tak bersalah juga ikut dianiaya hingga tanah air mereka direbut penjajah. Semua itu terjadi karena umat Islam jauh dari agamanya. Tak ada pelindung yang siap membelanya seperti Khalifah Al Mu’tasim Billah.

Baca juga:  Khilafah, Kewajiban dan Kebutuhan

Nabi Muhammad Saw. bersabda,

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Keempat, umat Islam seperti tak terurus. Banyak umat muslim yang kelaparan, harus memikirkan sendiri bagaimana melindungi dirinya. Mereka sendiri yang memenuhi sandang, pangan, dan papan. Mencari pendidikan, kesehatan dan keamanan sendiri. Kalaupun ada bantuan, tak memenuhi segala kebutuhan mereka. Karena umat tak lagi memiliki institusi yang rela mengurusi kita.

Rasulullah saw. bersabda,

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)

Kelima, merajalelanya kemungkaran. Tanpa adanya aturan Islam yang diterapkan, banyak sekali tindak kejahatan. Umat tak lagi merasa aman dan nyaman di luar atau dalam rumah. Kejahatan mengintai di mana-mana.

Keenam, menjadi sebab datangnya murka Allah. Sebagaimana terjadi pada umat terdahulu, Allah menurunkan sakit dan bencana karena umat saat itu tak mengindahkan aturan-Nya.

“Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan sakit  yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka.

Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zalim. Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan.

Baca juga:  Kenapa Harus Khilafah? (Memperingati 100 tahun Keruntuhan Khilafah 1342–1442 H)

Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan kuasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka.” (HR Ibnu Majah)

Ketujuh, Allah akan menghisabnya di akhirat. Sebagaimana firman Allah,

“Dan Adam pun mendurhakai Rabb-nya, maka ia sesat. Kemudian Rabb-nya (Adam) memilihnya, maka Dia menerima tobatnya dan memberi Adam petunjuk. Allah berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain.

Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

Berkatalah ia, “Ya, Rabb-ku, mengapa Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang bisa melihat?” Allah berfirman, “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini pun kamu dilupakan.”

Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya terhadap ayat-ayat Rabb-nya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” (Thaha/20 :121-127)

Dengan seluruh kerugian yang dialami kaum muslim. Masihkah kita diam tanpa berusaha taat dan kembali kepada syariat-Nya? [MNews/Gz]

#ReturnTheKhilafah

One thought on “Umat Islam Akan Rugi Tanpa Aturan Ilahi

  • Imas l

    Astaghfirullah…semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang mengikuti petunjuk dan perintah Allah SWT dan Rasulullah Saw

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *