Islam Jelas Inspirasi, Aspirasi, dan Solusi

Oleh: Endiyah Puji Tristanti

MuslimahNews.com, OPINI — Jualan toleransi demi mempertahankan harga kursi tak pernah sepi di negeri ini. Seolah masyarakat muslim negeri ini layaknya anak kemarin sore yang masih harus belajar bagaimana menghargai perbedaan dan merawat persatuan.

Para penjaja toleransi lupa, bangsa ini merdeka dan mampu bertahan sampai hari ini atas jasa umat Islam yang berpegang teguh pada ajaran agamanya, Islam. Tanpa umat Islam menggenggam agamanya negara ini tidak akan pernah lahir.

Para penjaja toleransi juga sudah hilang ingatan. Timor Timur lepas dari kesatuan negara muslim mayoritas ini, tersebab penguasa kala itu mengabaikan syariat Islam yang secara tegas mengharamkan disintegrasi. Seruan lantang umat Islam menolak kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia dianggap angin lalu.

Pun para penjaja toleransi buta sejarah. Khilafah Islamiah yang mereka fitnah sebagai pemecah belah persatuan justru berhasil menyatukan setidaknya tak kurang dari 2/3 wilayah dunia selama berabad-abad. Bahkan sejak awal Rasulullah Saw menetapkan kewajiban negara Islam menjaga hak beragama nonmuslim.

“Rasulullah saw pernah menulis surat kepada penduduk Yaman, “Siapa saja yang tetap memeluk agama Nasrani dan Yahudi, mereka tidak akan dipaksa untuk keluar dari agamanya.” (HR Abu ‘Ubaid)

Islam Inspirasi Akal Sehat

 “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” (QS al-Baqarah: 31)

Ayat ini menunjukkan sumber gagasan di alam semesta berasal dari Allah SWT dan diajarkan kepada manusia pertama di muka bumi, yakni Nabi Adam alaihissalam. Tanpa campur tangan Allah SWT, kebodohan akan tetap menyelimuti alam semesta.

Ayat ini juga memastikan siapa saja manusia yang mengambil inspirasi dari Zat Pemilik alam semesta, merekalah manusia yang benar dengan sebenarnya. Adapun manusia yang mengabaikan Tuhannya, mereka pasti masuk dalam jurang kesesatan.

Baca juga:  Kerukunan Beragama Tidak Berarti Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain

“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berpaling dari-Nya, sedangkan kalian mendengar (perintah-perintah-Nya), dan janganlah kalian menjadi sebagai orang-orang (munafik) yang berkata, ‘Kami mendengar­kan,’ Padahal mereka tidak mendengarkan. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang tuli dan bisu yang tidak mengerti apa-apa pun. Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).” (QS al Anfal: 20-23)

Islam Aspirasi Bukanlah Konspirasi

Manusia berakal sehat yang pemikirannya telah terisi kebenaran ajaran Islam akan membatasi dirinya dalam mengeluarkan gagasan, agar tidak kontraproduktif dengan kebenaran yang diyakininya. Tak akan serampangan dalam bertutur kata.

Sebab, setiap lontaran lisan akan dimintai pertanggungjawaban di Yaumil Akhir. Dia akan mampu menjaga aspirasinya untuk tidak tunduk di bawah syahwat dunia akan harta, tahta, dan kuasa.

Setiap aspirasi yang bersumber dari dalil-dalil syariat adalah legal dan konstitusional. Dalam Islam, ayat suci wajib di atas ayat konstitusi.

Adapun mengangkangi ayat suci, merupakan kedurhakaan kepada Allah SWT dan layak mendapatkan sanksi. Sebab freedom of thinking hakikatnya adalah toxic bagi kehidupan manusia yang berperadaban.

Salah besar menyejajarkan aspirasi Islam dalam kehidupan politik dan pemerintahan sebagai konspirasi menghancurkan kekuasaan yang sah. Hanya kejahilan pemimpin Quraisy saja yang menuduh aspirasi politik Muhammad Saw. untuk meletakkan kedaulatan hanya milik Asy Syari’ (Allah) sebagai bentuk konspirasi menghancurkan Makkah dan memecah belah bangsa Arab.

Baca juga:  Perempuan dan Toleransi

Maka, umat Muhammad Saw. harus melek sirah dan tarikh Islam yang telah mengajarkan keunggulan politik Islam agar tidak “dipolitiki” para pemuja dunia.

Islam Solusi Kegagalan Demokrasi Mewujudkan Kesatuan Wilayah

“Haitsumaa yakuunu asy-syar’u takuunu al-mashlahah”. Di mana ada syariat, di situ pasti ada maslahat.

Salah satu goal setting penerapan syariat Islam (maqasid syar’i) penjagaan terhadap negara (muhafadzah ala ad-daulah). Wilayah negara Islam haram dikuasai oleh pihak kufur dengan cara apapun.

Pencegahan upaya merongrong kekuasaan (makar maupun kudeta), memecah-belah kesatuan umat dan warga negara, diberi solusi oleh syariat Islam dengan satu jalan yakni kesatuan kepemimpinan umat Islam di seluruh dunia. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

 “Jika ada orang yang datang kepada kalian, ketika kalian telah sepakat terhadap satu orang (sebagai pemimpin), lalu dia ingin merusak persatuan kalian atau memecah jemaah kalian, maka perangilah ia.(HR Imam Muslim, no 1852)

Adanya perintah untuk memerangi para pemecah-belah bermakna wajib hukumnya bersatu dalam satu kepemimpinan. Dan sanksi bagi kaum pemberontak adalah diperangi dengan tujuan mendidik, bukan perang untuk melenyapkan dan membinasakan.

Persuasi dan surat menyurat menjadi pola pendekatan yang utama agar mereka kembali dan bertobat. Sebagaimana perlakuan Khalifah Ali bin Abi Thalib terhadap kaum khawarij.

Solusi syariat lainnya untuk mencegah disintegrasi adalah penerapan sistem ekonomi Islam yang adil dan adanya jaminan pemenuhan kebutuhan pokok individu dan publik oleh negara. Mekanisme baitulmal yang ditetapkan syariat menjadi pilar utama terealisasinya tujuan negara dalam mewujudkan kesejahteraan warga negara.

Baca juga:  Fenomena Riset Intoleran: Memata-matai dan Memvonis Umat Islam

Daerah yang terbatas sumber daya alamnya tidak akan dianggap anak tiri, dan daerah dengan sumber daya alam melimpah tidak akan dieksploitasi saja. Maka, riak-riak Papua Merdeka tak akan ada jika Islam politik diterapkan negara.

Islam Guru bagi Toleransi Dunia

Perlakuan adil negara Khilafah terhadap nonmuslim bukan sekadar konsep. Bukan juga berdasar pada HAM dan tuntutan toleransi ala Barat. Keadilan Khilafah merupakan tuntutan pelaksanaan hukum syariah.

Sementara bagi Barat, toleransi hanyalah jualan tirani minoritas untuk menguasai mayoritas muslim sebagaimana yang terjadi di Indonesia dan Palestina. Toleransi juga jualan tirani mayoritas untuk menindas minoritas muslim sebagaimana yang terjadi di Eropa hari ini.

Cukuplah tinta sejarah peradaban dunia mengisahkan keagungan penerapan politik Islam. T.W. Arnold, dalam bukunya, The Preaching of Islam, menulis, “Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan kepada mereka. Perlindungan jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen.”

Arnold juga menjelaskan, “Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Ottoman, selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani, telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa… Kaum Protestan Silecia pun sangat menghormati pemerintah Turki dan bersedia membayar kemerdekaan mereka dengan tunduk pada hukum Islam… Kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas oleh Gereja Rusia menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen di bawah pemerintahan Sultan.”

Sekarang waktunya peradaban Barat tanpa Islam mengisahkan kapan dan di mana toleransi yang dipuja-puja itu terwujud? Adakah yang telah menemukannya? [MNews/Gz]

One thought on “Islam Jelas Inspirasi, Aspirasi, dan Solusi

  • 5 Januari 2021 pada 07:22
    Permalink

    MasyaAllah Islam membawa rahmat

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.