Sirah Nabawiyah

[Sirah] Rasulullah Saw. Hijrah Ke Madinah Al Munawwarah

Oleh: Nabila Ummu Anas

MuslimahNews.com, SIRAH NABAWIYAH – Para Sahabat yang pertama kali berhijrah ke Madinah, di antaranya Abu Salamah bin Abdul As’ad dan istrinya, Ummu Salamah, Amir bin Abi Rabi’ah bersama istrinya, Laila, disusul Abdullah bin Jahsyi.

Kemudian secara bergelombang disusul  para Sahabat lainnnya. Hanya Umar bin Khaththab satu-satunya Sahabat yang berhijrah secara terang-terangan.

Para musyrikin Makkah mulai gusar mendengar berita kaum muslimin Makkah yang sudah banyak meninggalkan Makkah menuju Madinah. Mereka khawatir ajaran Nabi Muhammad Saw. akan semakin meluas dan di sana kekuatan Islam akan bertambah kuat, pada akhirnya akan menyerang kekuatan mereka di Makkah.

Darun Nadwah: Tempat Membuat Makar terhadap Islam

Para pemuka Quraisy berkumpul di Darun Nadwah untuk membahas strategi pencekalan Muhammad Saw. agar gagal meninggalkan Makkah. Akhirnya, diputuskan sebuah keputusan bulat untuk membunuh Nabi Muhammad Saw.

Agar nantinya pembunuhan tersebut tak mendapatkan tuntutan balas dendam dari Bani Abdi Manaf suku klan Nabi Muhammad Saw., mereka bersepakat yang melakukan eksekusi pembunuhan haruslah dari para pemuda gagah berani dari koalisi berbagai suku bangsa Quraisy.

Sementara itu, Rasulullah Saw. memerintahkan Ali bin Thalib menggantikan posisi tempat tidurnya. Nabi meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan Ali bin Thalib. Sayyidina Ali pun diperintahkan untuk mempersiapkan barang-barang amanah penduduk Makkah untuk dikembalikan pada pemiliknya.

Pagi dini hari, sebelum Rasulullah Saw. meninggalkan rumah, para pemuda Quraisy dengan pedang terhunus telah mengepung sekeliling rumah Nabi Saw. Mereka siap membunuhnya jika keluar meninggalkan rumah.

Baca juga:  Hijrah: Berpindah dari Cengkraman Sistem Kufur menuju Islam Kaffah

Allah SWT Menggagalkan Rencana Jahat Kafir Quraisy

Pada saat Rasulullah Saw. akan keluar rumahnya, turunlah Jibril membawakan wahyu, “Dan Kami adakan dinding di hadapan mereka dan di belakang mereka dinding (pula) dan Kami tutup penglihatan mereka dan sekali-kali mereka tidaklah dapat melihat.(TQS Yasin [39]: 9)

Nabi Muhammad Saw. membaca wahyu itu sembari meniupkan ke arah luar rumah. Dengan izin Allah, sekelompok pemuda kafir musyrikin itu dibuat kantuk berat dan tertidur pulas menjelang petang. Nabi melangkah meninggalkan rumah beliau dengan tenang.

Setelah terbangun mereka segera memasuki rumah Rasulullah Saw., namun tidak lagi mendapati Nabi kecuali hanya ada Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang sedang berbaring di kasur menggantikan posisi Nabi. Misi pemuda Quraisy untuk membunuh Nabi Muhammad Saw. berakhir gagal total.

Perjalanan Hijrah Rasulullah Saw. Menuju Madinah

Sejak siang hari Senin, Nabi Muhammad Saw. memulai hijrah meninggalkan Kota Makkah. Langkah pertama beliau menuju ke rumah Abu Bakar ash Shiddiq ra. Sesampai di sana, Abu Bakar sudah siap menunggu dengan seekor unta untuk Rasulullah Saw. beserta perbekalan seadanya.

Abu Bakar telah menyiapkan dua ekor unta menuju Madinah. Perjalanan yang akan ditempuh sekitar 480 Km atau biasa dilakukan dengan kendaraan unta selama 10 hari.

Di dalam rumah Abu Bakar, Rasulullah Saw. mengatur strategi hijrah agar dapat mengelabui kafir Quraisy yang pasti akan melakukan pengejaran hingga ke Madinah.

Nabi Saw. memutuskan memutar haluan mengambil jalur berlainan ke arah selatan menuju Yaman. Sedangkan untuk menuju Madinah seharusnya ke arah utara dengan cara bersembunyi dahulu di Gua Tsur beberapa hari.

Baca juga:  Saatnya “Islamic World Order” Kembali Menerangi Bumi

Abu Bakar pun mengatur dan membagi tugas-tugas khusus. Kepada putranya Abdullah bin Abi Bakar sebagai intelijen pencari informasi tentang pergerakan kafir Quraisy yang melaporkan setiap malam ke Gua Tsur.

Sedangkan putrinya, Asma bin Abi Bakar bertugas sebagai pemasok makanan susu dan daging setiap hari selama persembunyian. Pembantunya Amir bin Fahirah diperintahkan mengembalakan kambing di sekitar gua Tsur untuk menutup bekas jejak unta milik Abu Bakar di atas padang pasir.

Hal ini dimaksudkan agar rute perjalanan hijrah Nabi Muhammad dan Abu Bakar tidak dapat dilacak kafir Quraisy.

Allah SWT Senantiasa Melindungi Perjalanan Rasulullah Saw.

Pemuda kafir Quraisy sempat melakukan penyisiran hingga gua Tsur. Mereka hampir saja menemukan persembunyian Rasulullah Saw. dan Abu Bakar. Hampir saja keduanya tertangkap dan terbunuh.

Abu Bakar sedemikian khawatirnya Nabi Muhammad Saw. terbunuh. Maka turunlah surah at-Taubah ayat 40 di mana Allah SWT menenangkan hati kekasih-Nya, “Janganlah takut dan sedih sesungguhnya Allah bersama kita!” Wahyu tersebut, Nabi Saw. ucapkan untuk menenangkan hati Abu Bakar ash Shiddiq.

Allah SWT menyelamatkan mereka berdua dengan memerintahkan sepasang burung merpati bersarang di mulut gua serta sarang laba-laba yang mengindikasikan gua tersebut sudah lama belum pernah dimasuki seorang pun, sehingga kafir Quraisy yang dipimpin Umayah bin Khalaf batal memasuki gua.

Rasulullah Saw. dan Abu Bakar berhasil dan selamat dalam menempuh perjalanan. Adapun kaum kafir Quraisy mereka semakin kacau, kalut, dan marah setelah mereka mengetahui Muhammad Saw. telah lepas dari genggaman mereka.

Baca juga:  Fenomena “Hijrah Milenial” Kaum Muda Muslim di Indonesia di tengah Kriminalisasi Dakwah Tauhid

Rasulullah Saw. Tiba di Madinah al Munawwarah

Akhirnya, perjalanan panjang Rasulullah Saw. dan Abu Bakar tiba di Quba. Ali bin Abi Thalib menyusul Rasulullah Saw. di Quba. Dia tinggal bersama Rasulullah Saw. di rumah Kultsum bin Hidam.

Pada hari Jumat, Rasulullah Saw. pergi meninggalkan Quba menuju Madinah al Munawwarah.

Kaum muslimin yaitu kelompok pelindung Rasulullah Saw. dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam kondisi siap siaga menghadapi setiap kemungkinan yang akan terjadi.

Rasulullah Saw. memasuki Madinah dengan mengendarai untanya. Tiap-tiap orang menawarkan diri agar Rasulullah Saw. singgah di rumahnya. Unta Rasulullah Saw. berhenti dan berdekam di tempat pengeringan kurma milik Sahal dan Suhail. Rasulullah Saw. tinggal di rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid.

Setelah Rasulullah Saw. menginjakkan kedua kakinya di Madinah, beliau Saw. segera mewujudkan bangunan Negara Islam di Madinah. Ketika itu Nabi Saw. mewajibkan setiap muslim agar segera berhijrah, kecuali orang-orang yang berhalangan.

Kaum Muslim semuanya akan berada dalam satu wilayah dan dalam perlindungan Negara Islam. “Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atas kamu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.(QS al Anfaal (8): 72). [MNews/Gz]


Sumber: Sirah Nabawiyah, Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw/Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji/Al Azhar Press


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *