Dr. Nazreen Nawaz Ungkap Agenda Busuk yang Tersembunyi ala Macron
MuslimahNews.com, INTERNASIONAL – Ada hal menarik yang disampaikan aktivis muslimah asal Inggris, Dr. Nazreen Nawaz perihal islamofobia yang digencarkan pemerintah Prancis, dalam hal ini oleh Emmanuel Macron.
Dalam sebuah talk show daring, Sabtu (31/10/2020), Dr. Nazreen mengatakan ada agenda tersembunyi di balik semua kejadian yang memantik amarah umat Islam di seluruh dunia itu. Menurutnya, sangat penting bagi kaum muslim di negeri-negeri Islam untuk mengerti konteks waktu mengapa Macron memilih saat sekarang ini.
Dimulai sejak Oktober awal Macron berpidato tentang Islam mengalami krisis di seluruh dunia yang menimbulkan respons keras, hingga kemudian Macron mengumumkan rencana memperkenalkan produk UU baru.
Pada Desember nanti, Macron akan memperkenalkan RUU baru yang akan menghadapi separatisme Islam di Prancis dan radikalisasi, bahkan bisa dikatakan ini sebagai UU deislamisasi.
Diketahui, komunitas muslim di Prancis memang semakin berkembang. Praktik-praktik keislaman komunitas tersebut dianggap telah mengganggu nilai-nilai sekularisme yang dipuja dari dulu. Akhirnya, perlu menaikkan “persneling” dengan adanya UU ini.
“Salah satu praktik UU ini adalah pendataan masjid, sertifikasi imam, melarang homeschooling, bahkan organisasi-organisasi Islam yang menerima dana dari negara harus menandatangani perjanjian yang sangat sekuler,” urai Dr. Nazreen.
Dr. Nazreen menegaskan inilah sesungguhnya momen yang sedang dikejar Macron. Bahkan, kemarahan kaum muslimin setelah terbunuhnya Samuel Paty dan tragedi penyerangan masjid di kota Nice, Prancis baru-baru ini, menjadi senjata politik Macron menjustifikasi perlunya UU deradikalisasi Islam segera di negaranya.
“Jadi sebenarnya ada agenda,” cetus Dr. Nazreen.
“Islam ala Prancis” yang terus Digaungkan Macron
Kalau dilihat lebih jauh, Dr. Nazreen menyatakan agenda ini sebenarnya pengakuan tidak langsung kegagalan Perancis mengintegrasikan dan mengasimilasikan Islam di negaranya. Sebab, Dr. Nazreen menegaskan nilai Islam dan sekularisme memang tidak akan bisa bertemu.
Pemerintah Prancis pun sedang bekerja keras menghidupkan nilai-nilai “Islam versi Prancis” yang sejatinya berakar dari peradaban sekulernya. Prancis sangat bangga sebagai negara pionir sekularisme.
Dr. Nazreen mengutip ilmuwan politik Perancis, Francois Burgat yang menyatakan, “Muslim yang baik adalah saat ia tidak lagi menjadi muslim.”
“Sampai seperti itu mereka berusaha merekonstruksi identitas kaum muslimin di Prancis dan berusaha memperjuangkan agenda politik meloloskan UU deradikalisasi. Selain itu, peristiwa kekerasan yang terjadi terus dieksploitasi menjadi senjata politik justifikasi UU deradikalisasi,” bebernya.
Yang berbahaya lagi, lanjur Dr. Nazreen, adalah model “Islam ala Prancis” itu justru tidak diperuntukkan hanya untuk masyarakat Prancis. Oleh sebab itu, Macron terus mengampanyekan muslim ala Prancis ini kepada dunia dan menempatkan dirinya sebagai pionir untuk merekonstruksi sebuah model bagi global moslem.
Terakhir, Dr. Nazreen menegaskan ada dua penyebab utama islamofobia itu terus bergulir. Pertama, penyebab ideologis adanya kebebasan berekspresi yang berakar dari kebencian terhadap Islam.
“Penyebab kedua adalah penyebab politik, yaitu adanya pemerintahan Prancis yang punya agenda meloloskan UU berdasarkan kemarahan kaum muslimin dan peristiwa kekerasan yang dilakukan kaum muslimin,” tukasnya.
Sehingga, Dr. Nazreen menggugah kaum muslimin untuk tidak tinggal diam dan bersikap tegas membela Rasulullah ﷺ. [MNews/Ruh-Gz]
Kita tidak boleh tinggal diam
Ternyata semua kejadian ini untuk melancarkan UU Deradikalisasi..
Gk aneh sih..