Nafsiyah

[Nafsiyah] Teladan Ulama Akhirat, Terdepan Menentang Kezaliman

MuslimahNews.com, NAFSIYAH – Kita tentu merindukan ulama-ulama yang menjadikan akhirat sebagai sebagai tujuan, menjadikan dunia hanya sebagai “kuda tunggangan”, bukan sebaliknya.

Kita rindu ulama yang hanya takut kepada Allah, tidak pernah takut kepada selain-Nya, walaupun seorang penguasa dunia; Ulama yang senantiasa berada di posisi terdepan menentang segala bentuk kezaliman yang dilakukan penguasa.

Marilah kita meneladani kisah ulama-ulama akhirat yang berani menyuarakan al-Haq meski di hadapan penguasa zalim.


Hasan al-Bashri ialah salah seorang di antara ulama akhirat yang begitu besar rasa takutnya kepada Allah. Beliau berani menentang penguasa Hijaj bin Yusuf ats-Tsaqafi, penguasa Irak yang zalim di zamannya. Ia berani mengungkap keburukan perilaku penguasa tersebut di hadapan rakyat dan menyampaikan kebenaran di hadapannya.

Ucapan beliau yang sangat terkenal, “Sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari para pemilik ilmu untuk menjelaskan ilmu yang dimilikinya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya.” Sebab keberaniannya, menjadikan beliau menanggung penderitaan.


Abu Hanifah juga pernah menolak jabatan yang ditawarkan Abu Ja’far al-Manshur dan menolak uang 10.000 dirham yang akan diberikan kepadanya. Kemudian ia ditanya seseorang, “Apa yang Anda berikan kepada keluarga Anda, padahal Anda telah berkeluarga?” Beliau menjawab, “Keluargaku kuserahkan kepada Allah. Sebulan aku cukup hidup dengan dua dirham saja.”

Luar biasa keteguhan Abu Hanifah, tidak menjual ilmunya dan kepercayaan umat padanya senilai 10.000 dirham. Karena Allah dan Rasul-Nya punya nilai yang begitu amat besar baginya.

Baca juga:  [Syarah Hadis] Ulama Pewaris Nabi

Dalam hadis riwayat Dailami, dari Umar bin Khaththab, Nabi Saw. bersabda, “Sungguh Allah mencintai penguasa yang mendatangi ulama. Dia membenci jika ulama yang mendekati penguasa. Sebab, ketika ulama mendekati penguasa, maka yang diinginkannya urusan dunia. Bila penguasa yang mendekati ulama, maka yang diinginkannya urusan akhirat.”


Imam Nawawi al-Bantani menjelaskan kriteria ulama pewaris para Nabi. Ciri-cirinya antara lain, pertama, memiliki keimanan yang kokoh, ketakwaan yang tinggi, berjiwa istikamah, dan konsisten terhadap kebenaran.

Kedua, memiliki sifat-sifat kerasulan, jujur, amanah, cerdas, dan menyampaikan. Ketiga, Faqih fi ad-Din sampai rasikhun fi al-Ilm’.

Keempat, mengenal situasi dan kondisi masyarakat. Kelima, mengabdikan seluruh hidupnya untuk memperjuangkan dan menegakkan ajaran Allah SWT.

Dan saat ini, kita dapat temukan sebagian ulama yang memiliki ciri-ciri yang demikian. Mereka tabah dan sabar menghadapi segala macam tantangan dan halangan demi memperjuangkan Islam dan umatnya, bukan demi membela kepentingan pribadi, pimpinan, atau kelompoknya.

Mereka selalu menegakkan kewajiban dan mencegah kemungkaran. Tidak menyembunyikan apalagi memutarbalikkan syariat Islam.

Karena mereka memahami dengan baik firman Allah SWT,

وَلَا تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

Baca juga:  Ketum PA 212 Dikriminalisasi, Hukum Ditegakkan bukan untuk Mewujudkan Keadilan

Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang yang berbuat zalim, yang dapat mengakibatkan kalian disentuh api neraka.” (QS Hud [11] : 113)

Ibnu Juraij menyatakan kata “la tarkanu” berarti jangan cenderung kepadanya. Qatadah menyebutkan, jangan bermesraan dan jangan menaatinya. Abu Aliyah menerangkan kata itu berarti jangan meridai perbuatan-perbuatannya.


Lantas, bagaimana jika penguasa zalim menyakiti para ulama yang teguh memperjuangkan Islam? Nabi Saw. bersabda, “Menyakiti orang mukmin itu lebih besar dosanya 15 kali di sisi Allah daripada menghancurkan Ka’bah dan Baitulmakmur.”

Maka, siapa pun yang menyakiti wali Allah SWT, dengarkanlah… engkau telah menyakiti orang-orang yang beriman kepada-Nya, beramal saleh untuk-Nya dan makrifat kepada-Nya, dan mereka senantiasa bertawakal kepada-Nya. Sungguh akan celaka kehidupan mereka.

Semoga Allah memberikan kekuatan dan pertolongan-Nya kepada para ulama akhirat. Berjuang semata-mata untuk menyampaikan al-Haq pada manusia termasuk penguasa. Perjuangan mereka menjadi penguat bagi setiap muslim. Istikamah membela kebenaran meski dihadapkan dengan berbagai risiko perjuangan. [MNews/Rnd]

One thought on “[Nafsiyah] Teladan Ulama Akhirat, Terdepan Menentang Kezaliman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *