[Sirah] Titik Awal Dakwah Rasulullah Saw.
Oleh: Nabila Ummu Anas
MuslimahNews.com, SIRAH NABAWIYAH – Setelah menerima wahyu yang pertama, Rasulullah saw. tidak menerima wahyu dalam beberapa waktu. Ketika Beliau sedang berjalan dan memandang ke langit, tiba-tiba Beliau melihat Jibril di antara langit dan bumi.
Rasulullah saw. sangat takut, lalu beliau dengan tergesa-gesa pulang menemui istrinya sambil berkata, “Sembunyikan aku, selimuti aku.” Tidak lama Beliau berselimut, turun wahyu dari Allah SWT. “ Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah…” (QS Al Muddatsir: 1-4).
Selanjutnya Allah SWT. menurunkan wahyu, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS Asy Syu’ara’: 214).
Meraih Dukungan Orang Terdekat
Rasulullah saw. mulai mendatangi orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan beliau. Mereka diseru kepada agama Allah agar mereka memberikan dukungannya kepada Islam. Dukungan yang diinginkan adalah dukungan yang dilandasi keimanan yang diperkuat dengan pemahaman- pemahaman mendasar yang Beliau serukan.
Orang pertama yang dipilih Rasulullah saw. adalah Khadijah ra., istri Beliau. Tidak hanya beriman dengan apa yang disampaikan Rasulullah saw., Khadijah juga membantu meringankan berbagai masalah yang dihadapi Rasululllah saw. di awal dakwahnya.
Perhatian Khadijah terhadap aktivitas dakwah Rasulullah saw. sangatlah besar. Khadijah sangat hormat dan kasih sayang kepada Rasululllah saw. Khadijah berhak memperoleh kabar gembira dari Allah SWT dengan dibangunkan untuknya rumah di surga yang terbuat dari ukiran mutiara. Di dalamnya tidak ditemukan kegaduhan, hiruk pikuk, dan pekerjaan yang melelahkan (HR Bukhari dan Muslim)
Rasululllah saw. menawarkan Islam kepada Ali bin Abi Thalib dan maula Beliau, Zaid Bin Haritsah. Mereka berdua tinggal serumah dengan Beliau. Ali dan Zaidpun mengimani dan mempercayainya. Keduanya masuk Islam.
Menyeru Orang yang Berpengaruh di Masyarakat
Abu Bakar adalah teman terbaik Rasululllah saw. Abu bakar adalah orang yang terpandang, lemah lembut, cinta, akhlaknya mulia juga kaya. Dia orang yang paling banyak tahu tentang sejarah Quraisy dan kondisinya. Dia seorang pedagang.
Ketika Abu Bakar telah masuk Islam, dia menampakkan keislamannya kepada orang orang yang dia percayai seraya mendakwahi mereka untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Beliau adalah seorang pria yang menjadi tumpuan kaumnya. Kaumnya seringkali mendatangi Abu Bakar. Mereka bergaul akrab dengannya untuk berbagai urusan, baik karena ilmunya, keahliannya dalam berdagang maupun karena bagusnya perilakunya.
Melalui jasa Abu Bakar, masuk Islamlah Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah. Abu Bakar bersama mereka menemui Rasulullah saw., menyatakan keislaman mereka. Kemudian mereka yang baru masuk Islam ini bersama-sama melaksanakan salat.
Setelah itu, Abu Ubaidah, Abu salamah, Arqam bin Abi Al Arqam, Utsman bin Mazh’un dan yang lainnya secara bersamaan masuk Islam. Selanjutnya berbondong-bondong masuk Islam, baik laki-laki maupun wanita, sehingga sebutan Islam tersebar di kota Makkah dan menjadi perbincangan masyarakat.
Pada awal masa dakwahnya, Rasulullah berkeliling mendatangi rumah-rumah, sambil mengatakan “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” Setiap berjumpa dengan masyarakat, Beliau selalu menawarkan agama-Nya kepada mereka.
Pembinaan oleh Rasulullah saw.
Rasulullah saw. berusaha menghimpun mereka di sekeliling Beliau, membentuk kelompok (kutlah) dengan asas agama secara rahasia.
Mereka menjalankan salat secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah saw. mengirim para Sahabat yang lebih dulu masuk Islam dan telah memahami Islam untuk mengajarkan Alquran kepada orang-orang yang baru memeluk Islam.
Upaya Rasul tidak hanya itu, Beliau juga menetapkan rumah Arqam bin Abi Al Arqam untuk dijadikan tempat mengajarkan Islam kepada kaum muslim. Rumah itu juga dijadikan sebagai markas kutlah orang-orang yang beriman sekaligus madrasah untuk dakwah yang baru dimulai tersebut.
Beliau mengumpulkan kaum muslimin di rumah itu dan membacakan Alquran kepada mereka. Rasulullah saw. menjelaskan Islam dan memerintahkan mereka untuk memahami serta mengamalkannya. Setiap ada orang yang masuk Islam, maka digabungkan ke dalam rumah Arqam. Beliau tinggal di sana selama tiga tahun dan membina kaum muslimin.
Di tengah mereka muncul suasana ruhiyah dengan pelaksaanaan salat dan membaca Alquran. Beliau membangkitkan aktivitas berpikir mereka tentang ayat-ayat Allah dan mengkaji secara seksama tentang makhluk ciptaan-Nya. Beliau membina akal mereka dengan makna Alquran dan lafaz-lafaz, pemahaman-pemahaman Islam dan pemikiran-pemikirannya.
Beliau menjadikan mereka orang yang sabar menghadapi penderitaan dan ridha dalam ketaatan dan kepemimpinan. Sehingga mereka menjadi orang-orang yang ikhlas, beraktivitas semata-mata karena Allah SWT.
Para Sahabat ini mendukung Rasulullah saw., membenarkannya dan menolongnya. Dari mereka terbentuk kelompok dakwah yang kuat dengan keimanan yang tertanam kukuh di hati dan pancaran kebenaran yang menyinari pemikiran mereka.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Rasulullah saw. untuk menyampaikan dakwah secara terbuka. “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS Al Hijr: 94).
Menyiapkan Kader Dakwah Yang Tangguh
Berawal dari menyampaikan Islam kepada orang terdekat hingga mereka mendukung bahkan membela Islam dan pengembannya. Tidak hanya menyampaikan Islam ke kalangan keluarga, namun juga kepada orang-orang yang memiliki pengaruh di masyarakat, Abu Bakar misalnya. Dari orang seperti Abu Bakar, maka akan menarik kalangan lain untuk juga menyambut Islam bahkan turut mendakwahkannya.
Rasulullah saw. membina akal dan hati para kader dakwah dengan Islam. Membina akal dengan mengkaji pemikiran-pemikiran Islam yang terdapat dalam Alquran dan Hadis. Mengamati setiap peristiwa yang terjadi dan mencari solusi di dalam Islam. Mengamalkan Islam yang sudah dipahami.
Membina hati dengan salat berjemaah, salat tahajud, membaca Alquran dan berbagai aktivitas mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga akan terbentuk kader dakwah yang ikhlas, rida dalam ketaatan, dan sabar ketika menghadapi penderitaan.
Inilah pelajaran dari titik awal dakwah Rasulullah saw. yang patut dicontoh para pengemban dakwah zaman ini. Wallahu a’lam. [MNews/Gz]
Sumber: Sirah Nabawiyah, Sisi Politis Perjuangan Rasulullah saw., / Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji/Al Azhar Press
Maasyaa Allah
MasyaAllah
masya Allah