KeluargaPendidikan Anak

Melatih Anak Taat Syariat

Oleh: Najmah Saiidah

MuslimahNews.com, KELUARGA – Taklif syariat memang belum dibebankan kepada anak-anak. Ia hanya dibebankan kepada orang-orang yang telah dewasa atau balig. Rasulullah saw., “Diangkat pena (taklif hukum) dari tiga golongan; orang tidur hingga bangun, anak-anak hingga balig dan orang gila hingga sadar.” (HR al-Baihaqi).

Hanya saja Islam memerintahkan kita untuk melatih anak-anak kita sejak dini. Dengan itu, kelak saat mereka balig, mereka sudah paham dengan hukum-hukum Islam dan siap serta istikamah dalam menjalankannya.

Ibnu Abbas berkata: Suatu hari aku membonceng Nabi saw. Beliau bersabda kepadaku, Nak, sungguh aku akan mengajari kamu beberapa kalimat: Jagalah (syariat) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah (syariat) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan (pertolongan/perlindungan) Allah senantiasa di hadapanmu. Bila engkau meminta (sesuatu) maka mintalah kepada Allah. Bila engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi).

Betapa besar dan betapa dalam pendidikan yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada anak pamannya, Abdullah bin ‘Abbas, yang saat itu belum balig.

Demikian halnya dengan cucu beliau Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Ia dilahirkan pada tahun 3 hijriah (ketika Rasul saw. meninggal, ia berumur 7 tahun). Hasan bin Ali ra. mengambil sebiji kurma dari kurma shadaqah (zakat). Kemudian ia memasukkan kurma itu ke dalam mulutnya (hendak memakannya). Nabi saw. lalu bersabda kepada dia, “Kakh, kakh,” agar ia mencampakkannya. Lalu beliau bersabda kepada dia, “Tidakkah engkau sadar bahwa kita tidak (halal) memakan shadaqah?” (Muttafaqun ‘alaih).

Hadis ini menjadi dasar kuat bagi prinsip pendidikan anak, yaitu sejak dini diajarkan untuk tidak memakan harta haram, menjauhi segala makanan yang tidak boleh dimakan, juga menjauhi segala perbuatan yang tidak dibenarkan Islam.

Baca juga:  Bagaimana Keluarga Muslim Mengelola Keuangan di Tengah Pandemi?

Secara khusus yang berkenaan dengan shalat, Nabi saw. telah bersabda, “Perintahlah anak-anak kalian agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah (jika tak mau shalat) tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.”

Pada hadis ini, Rasulullaah saw. dengan tegas mensyariatkan agar pendidikan shalat dimulai sejak dini, yaitu sebelum balig. Bahkan ketika ia baru berumur tujuh tahun ia sudah diperintahkan untuk shalat.

Mendidik Sejak Dini

Tentu syariat ini memerlukan persiapan, yaitu dengan mengajarkan tatacara shalat, dimulai dari cara berwudhu, rukun-rukun shalat, wajib-wajibnya, sunnah-sunnahnya, hingga yang membatalkannya. Persiapan ini bisa dilakukan sejak dini walau ia belum diperintahkan dan tidak perlu dimarahi kalau tidak mau shalat.

Hanya saja, bila sudah berumur tujuh tahun, maka disyariatkan untuk memerintahkan anak shalat, dan bila ia tidak mau maka kita memberi peringatan, cukup dengan ucapan. Bila sudah berumur sepuluh tahun maka disyariatkan memukul anak bila ia tidak mau shalat. Tentu dengan pukulan yang tidak membekas atau menyakitkan atau mengenai tempat-tempat yang berbahaya.

Dari beberapa hadis ini, telah sangat jelas bahwa kita diperintahkan untuk mendidik anak sejak dini, terkait akidah ataupun syariat, termasuk adab karena adab merupakan bagian dari hukum syariat.

Agar Anak Taat Syariat

Lalu apa upaya yang kita bisa lakukan untuk mewujudkan anak-anak yang taat syariat, tentu dengan mengikuti suri teladan kita yang terbaik, Nabi Muhammad saw.

Baca juga:  Enam Tips Hilangkan "Insecure" pada Anak

PertamaTanamkan akidah dan sifat-sifat Allah sejak dini.

Menanamkan akidah yang kukuh adalah tugas utama orangtua. Orangtualah yang akan sangat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya sendi-sendi agama dalam diri anak. Tujuan penanaman akidah pada anak adalah agar si anak mengenal betul siapa Allah.

Lebih jauh, anak dikenalkan dengan asma dan sifat-sifat Allah, tentu dengan bahasa yang makruf, sesuai dengan usia anak-anak kita.

KeduaTanamkan kecintaan kepada Rasulullah sejak dini.

Menanamkan kecintaan kepada Rasulullah tentu dimulai dengan mengenalkan siapa Muhammad saw., bahwa Allah mengutus beliau sebagai contoh terbaik untuk umat Islam untuk menyampaikan syariat Allah.

KetigaMengasah akal anak untuk berpikir yang benar. 

Tantangan arus globalisasi budaya, informasi dan teknologi saat ini memiliki andil besar dalam mewarnai sikap dan perilaku anak-anak.

Kerap anak memiliki argumentasi sendiri terkait apa yang mereka lakukan.  Pandainya seorang anak berargumentasi belum tentu dia membangkang. Bisa jadi hal itu karena kecerdasan atau keingintahuannya yang besar membuat dia bertanya.  Dalam persoalan ini, orangtua haruslah memberikan informasi yang benar, yang bersumber dari ajaran Islam, al-Quran dan as-Sunnah.

Keempat: Kenalkan syariat Islam, termasuk adab dan akhlak mulia. 

Baca juga:  Percaya Diri, Segalanyakah bagi Anak?

Anak harus dikenalkan dengan syariat Islam sejak dini, sebagaimana Hadis Rasulullah saw.,  “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” Demikian halnya dengan hukum-hukum yang lain.

Kelima: Memberikan teladan bagi anak. 

Bagaimanapun anak-anak membutuhkan qudwah dan teladan yang baik, bahkan hingga ia dewasa.  Rasulullah mencontohkan adab yang baik kepada Fathimah, dan terus diamalkan hingga dewasa.

Keenam:  Menanamkan sikap tanggung-jawab atas perbuatan yang dilakukan.  

Ketika anak sudah tamyiz, kita sudah bisa menumbuhkan  kesadaran pada anak-anak kita bahwa segala perbuatan yang mereka kerjakan akan ada pertanggung-jawabannya.

Dengan begitu anak-anak akan berhati-hati dalam bertindak dan berucap. Mereka tidak akan mudah jatuh dalam suatu keburukan. Jika melakukan suatu Kekhilafahan, ia akan segera menyadari lalu bertobat kepada Allah dan memperbaikinya agar menjadi lebih baik.

Ketujuh: Senantiasa memanjatkan doa tanpa henti untuk keluarga dan anak-anak.

Doa orangtua untuk keluarga dan anak-anaknya terutama pada waktu-waktu mustajab, merupakan senjata utama, terutama seorang ibu.   Karena itu perbanyaklah meminta kepada Allah agar menjadikan anak-anak kita menjadi anak-anak yang saleh dan agar Allah membimbing mereka ke jalan yang lurus. Berdoa untuk kebaikan anak adalah salah satu ciri hamba Allah yang saleh (Lihat: QS al-Furqan [25]: 74).

WalLahu a’lam bi ash-shawwab. [MNews/Juan]

2 komentar pada “Melatih Anak Taat Syariat

  • Ummu ahsan

    Berdoa untuk kebaikan anak adalah salah satu ciri hamba Allah yang saleh (Lihat: QS al-Furqan [25]: 74).

    Balas
  • Dety susanti

    Memang benar ank2 hrs diajarkan aturan islam sjk kecil

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *