Kesetaraan Gender, Eksploitasi Perempuan Tersamar ala Kapitalis
Oleh: Arum Harjanti
MuslimahNews.com, FOKUS – Satu persoalan yang dianggap sebagai penghalang terwujudnya kesetaraan gender adalah kesenjangan dalam lapangan kerja, yang tetap berada pada 31% poin yang dirasa stagnan sejak 20 tahun lalu.[1]
The Global Gender Gap Report 2020 bahkan melaporkan bahwa dunia membutuhkan waktu 257 tahun untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam bidang ekonomi, namun butuh waktu yang lebih sedikit, yaitu 100 tahun, untuk mewujudkan kesetaraan gender di dunia secara keseluruhan[2].
Saat ini, lebih dari setengah perempuan yang bekerja, atau 740 juta perempuan bekerja dalam bidang ekonomi informal dan kurang mendapatkan hak-hak dasar dan perlindungan, bahkan dibayar 16% lebih sedikit daripada pekerja pria.
Sementara itu, perempuan yang berhasil mengenyam bangku pendidikan masih menghadapi berbagai penghalang untuk mendapatkan kesempatan kerja yang sama dengan laki-laki. Dengan demikian, dunia butuh adanya aksi untuk mengubah dunia kerja agar menolong perempuan meraih kemerdekaan berekonomi.
Kemerdekaan berekonomi bagi perempuan sangat krusial untuk mewujudkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan. Prioritas utama adalah mewujudkan kesetaraan upah, mengakhiri segregasi pekerjaan, dan menghentikan kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan seksual di tempat kerja.[3]
Maka wajar para pegiat gender berusaha keras untuk meningkatkan partisipasi kerja perempuan, hingga setara dengan laki-laki, sesuai dengan target yang sudah dicanangkan: Planet 50×50 in 2030. Target setara itu harga mati, ditegaskan Direktur Eksekutif UN Women, Phumzile Mlambo-Ngcuka yang menyatakan, “Only half is an equal share, and only equal is enough.”[4]
Apalagi McKinsey Global Institute (MGI) yang dipublikasikan pada 2015 menyebutkan skenario potensi penuh perempuan –yaitu perempuan memainkan peran yang identik dalam pasar tenaga kerja dengan laki-laki–, akan menambah PDB tahunan global pada 2025 sebanyak $28 triliun atau 26%.[5]
Oleh karena itu, tampak jelas, bahwa sesungguhnya bekerjanya perempuan sangat berarti dalam sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini. Kesetaraan gender hanyalah “ide pemanis” demi mewujudkan ambisi kapitalisme. Pemberdayaan ekonomi perempuan (PEP) digalakkan dengan berbagai cara karena menjanjikan peningkatan ekonomi dunia, sebagaimana laporan MGI tersebut.
Dan ketika menyadari bahwa salah satu penyebab belum tercapainya kesetaraan kesempatan kerja adalah adanya masa kehamilan dan pengasuhan anak, yang “dibebankan” pada perempuan, mereka membutuhkan terobosan baru untuk mengubah semua kondisi “khas perempuan”.
Waktu yang habis untuk mengurus anak dan rumah tangga pun dianggap sebagai waktu “sia-sia”, karena tidak menghasilkan materi dan diibaratkan sebagai “a huge obstacle to being able to access decent employment” atau penghalang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak!!! Sungguh pandangan materialistis khas kapitalis.
Pantas saja mereka mengusulkan adanya “work-family reconciliation policies”, seperti cuti orang tua berbayar. Mereka juga melihat, peningkatan cepat adanya layanan penitipan anak yang tepercaya dan terjangkau akan memiliki banyak manfaat, tidak saja untuk ekonomi perempuan dan keluarga, namun juga untuk ekonomi yang lebih luas.[6]
Investasi layanan perawatan anak dalam bentuk pendidikan anak usia dini dan layanan perawatan yang terjangkau, bahkan diyakini akan memberikan tiga keuntungan: 1) Membantu perempuan untuk berpartisipasi dalam lapangan kerja, 2) Mengembangkan kesehatan dan nutrisi anak, dan 3) Menyediakan pekerjaan yang layak di sektor perawatan berbayar.
Di berbagai wilayah yang berbeda, dampak adanya layanan pengasuhan anak berkualitas terhadap peningkatan partisipasi kerja perempuan nampak dengan jelas, seperti di Jerman, Chili dan Kenya.[7] Jelaslah, bekerjanya perempuan menjadi target utama.
Bagi yang berpikir dangkal, akan menduga bahwa penyediaan layanan perawatan anak adalah alternatif cerdas yang menenangkan hati para ibu. Ya, jika kita hanya melihat dengan sudut pandang keberlangsungan perawatan anak selama ibu bekerja.
Memang, layanan itu secara tepat dapat menutupi rasa bersalah para ibu. Namun sejatinya itu adalah legalisasi merampas hak anak akan pengasuhan ibunya, karena dalam pandangan Islam ibu adalah pendidik generasi.
Juga “memaksa” para ibu untuk bekerja, sesungguhnya memberikan beban ganda kepada para ibu, karena Islam meletakkan kewajiban mencari nafkah pada ayah/laki-laki. Oleh karena itu, upaya menyetarakan kesempatan kerja pada perempuan, apalagi dalam proporsi yang sama –sebagaimana target Planet 50×50 in 2030–, adalah langkah berbahaya.
Memang benar, Islam membolehkan perempuan bekerja. Dan bisa jadi benar terjadi peningkatan pertumbuhan yang dinikmati para pemilik modal. Akan tetapi, kesejahteraan perempuan hanyalah mimpi, karena untuk sekadar hidup layak pun mereka tak mampu.
Demikianlah watak asli tatanan ekonomi kapitalisme, hanya berpihak pada para pemilik modal. Inilah dampak mekanisme pasar yang menjadi prinsip kapitalisme: siapa yang kuat dialah yang menang. Perempuan hanya menjadi objek eksploitasi demi keuntungan materi para kapitalis, diperas tenaganya semata.
Perempuan bahkan harus membayar mahal dengan rapuhnya ketahanan keluarga atau ketidakharmonisan rumah tangga yang bahkan berujung pada perceraian. Di sisi lain, ancaman rusaknya generasi begitu nyata, dan kapitalis tidak akan pernah peduli dengan bangunan keluarga.
Keluarga pun dijadikan sebagai agen kesetaraan gender demi mengejar target tahun 2030. UN Women telah membuat rancangan “family that works for women”, keluarga yang menerapkan kesetaraan gender[8].
Komitmen ini diteguhkan dalam laporan yang diluncurkan pada bulan Juni 2019 lalu, “Progress of the World’s Women 2019-2020: Family In A Changing World. UN Women akan menjadikan keluarga menjadi agen mempromosikan kesetaraan gender. Dengan model keluarga baru ini, diharapkan dapat lebih mudah menarik perempuan ke dunia kerja”.[9].
Model keluarga seperti ini, jelas bukan model keluarga menurut Islam, namun justru merusak bangunan keluarga Islam.
Jelaslah, upaya untuk meningkatkan partisipasi kerja perempuan hanyalah meningkatkan pundi-pundi emas para kapitalis, bukan bagi perempuan, apalagi keluarga. Peningkatan kesejahteraan perempuan hanyalah jargon kosong tanpa wujud nyata.
Maka tepatlah jika kita mengatakan peningkatan partisipasi kerja untuk para perempuan adalah eksploitasi perempuan tersamar dalam topeng kesetaraan gender.
Sungguh kejam aturan kapitalisme ini. Sangat berbeda dengan aturan Islam yang justru melindungi dan memuliakan perempuan. Islam memiliki tatanan sempurna dan paripurna untuk mewujudkan kesejahteraan umat manusia.
Dalam wadah Daulah Khilafah Islamiyah, sejahtera untuk semua nyata adanya, tanpa eksploitasi perempuan dalam dunia kerja. Perempuan pun dapat tetap menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu generasi dengan leluasa karena negara menjamin kesejahteraan diri dan keluarganya. [MNews]
[1] https://www.unwomen.org/-/media/headquarters/attachments/sections/library/publications/2020/gender-equality-womens-rights-in-review-en.pdf?la=en&vs=934
[2] https://www.weforum.org/reports/gender-gap-2020-report-100-years-pay-equality
[3]https://www.unwomen.org/-/media/headquarters/attachments/sections/library/publications/2020/gender-equality-womens-rights-in-review-en.pdf?la=en&vs=934
[4] https://www.unwomen.org/-/media/headquarters/attachments/sections/library/publications/2020/gender-equality-womens-rights-in-review-en.pdf?la=en&vs=934
[5] https://www.mckinsey.com/featured-insights/employment-and-growth/how-advancing-womens-equality-can-add-12-trillion-to-global-growth
[6] https://www.unwomen.org/-/media/headquarters/attachments/sections/library/publications/2020/gender-equality-womens-rights-in-review-en.pdf?la=en&vs=934
[7] ibid
[8] http://www.unwomen.org/en/news/stories/2017/5/take-five-shahra-razavi-families
[9] http://www.unwomen.org/en/digital-library/progress-of-the-worlds-women
Masyaallah
Ini lah bahwa kita jelas jelas membutuhkan tegaknya kembali khilafah
Ini lah bahwa kita umat muslim membutuhkan khilafah
Hanya diislam perempuan di muliakan,ummat butuh khilafah
Allahhuakbar
Hanya dengan islam kaffah mampu memanusiawikan perwmpuan dan laki2
MasyaAllah kita butuh aturan Islam untuk memuliakan perempuan
Hanya islam yg memuliakan perempuan
Hanya sistem Islam satu2 nya yg manusiawi yg melindungi perempuan
Perempuan dimuliakan dalam Islam, Kapitalis malah merendahkan martabatnya
Hanya Islam yang memuliakan perempuan
Perempuan dlm kapitalis tdk AKAN pernah sejahtera, percaya deh! Saatnya kembali ke fitrah, ke Islam.
Hanya islam yg memuliakan wanita
Masha allah islam sungguh memuliakan seorang wanita
Smg khilafah segera tegak agar perempuan bisa dimuliakan
Isu kesetaraan gender hanya ilusi…
Jangan percaya dengan madu isu ini.
Buktinya banyak wanita-wanita yang semakin jauh dari syariat Islam..naudzubillah…
Benar, yang ada hanya kesengsaraan kaum wanita
Ayolah kita kembali ke hukum Allah saja., karna mau tidak mau kita pasti akan di mintai pertanggung jawaban atas apa yg kita perbuat.
SubhanAllah…
dalam pandangan kapitalis sekular wanita adalah alat penghasil uang. dalam islam wanita adalah manusia mulia. jadi wajar saja semakin wanita menyuarakan kesetaraan geder maka semakin tingkat kekerasan wanita semakin tinggi.
Masyaallah
Target mengharuskan wanita sebagai pekerja jelas dzolim karena mengikis peran utama seorang ibu adalah pendidik generasi. Jauh berbeda dg sitem Islam.yg mewajibkan laki-laki bekerja, dan mubah bagi wanita bekerja.
Ilusi kesetaraan gender melenakan perempuan dari peran sesungguhnya
Perempuan adalah ummu warabatul bait. Janganlah kalian meninggal hal ini, maka akan muncul kerusakan
Kesetaraan gender adalah ide semu yang terus digaungkan orang sekuler yg tidak suka akan penerapan Islam. Sejarah telah memberikan bukti bahwa wanita dimuliakan sedemikian rupa saat Islam memimpin dunia.
Ya Rabbi, segera tegakkanlah khilafah
peran perempuan di sektor publik dan domestik didasari karena ketaqwaan kepada Allah
Laki2 dan perempuan tidak akan pernah sama sebab dalam islam laki2 dan perempuan bertarung diranahnya masing2….
Bukan bergonto gontokan untuk membuktikan siapa yg paling hebat.Karna antara laki2 dan perempuan punya tanggung jawab masing2 pula.
Tidak kah kita sadar bahwa Kesetaraan gender adalah bentuk eksploitasi perempuan yang menjauhkan perempuan dari fitrahnya sendiri.
#Hanya Islam yang memuliakan perempuan
Hanya Aturan Islam yg memuliakan Perempuan,
#bongkarkedokkesetaraangender
Semakin rindu Sistem Islam diterapkan?
campakkan sistem ini ganti dgn islam
Di sistem kapitalis-sekuler apa yg di harapkan, smuanya merusak, hanya menguntungkan segelintir org saja, para penguasa dan pengusaha contohnya
Sudahi kesetaraan gender, menyengsarakan perempuan
Hanya di sistem islam perempuan bisa di muliakan
Hanya dalam Islam kemuliaan didapat oleh perempuan
Kesetaraan gender adalah ide sesat yang akan mengantarkan perempuan pada kehinaan. Jauh dari kemuliaan. Hanya Islam satu-satunya yang mampu memuliakan perempuan dengan syariahnya yang agung.
Perempuan mulia hanya dengan Islam kaffah
Semakin rindu hidup di bawah naungan Islam..
Kesetaraan gender adalah ide sesat yang akan mengantarkan perempuan pada kehinaan. Jauh dari kemuliaan. Hanya Islam satu-satunya yang mampu memuliakan perempuan dengan syariahnya yang agung.
Hanya Islam yg benar² memuliakan perempuan
Islam sangat memuliakan perempuan…peran perempuan dan laki laki dalam Islam adalah sama sama dalam berIman.
Hanya dengan islam kaffah mampu memanusiawikan perempuan dan laki2
Hanya Islam yang betul-betul memuliakan perempuan, karena ia lahir dari Sang Mpunya manusia. Dia tau yang baik dan buruk buat kita, seharusnya manusia jangan sok tau cari-cari aturan lain yang malah menyengsarakan dirinya.
Masyaallah
Kapitalisme menghinkan perempuan
Dalam Sistem Islam, perempuan sangat dimuliakan dan di lindungi
Kpitalis mah sangat tak berpihak pada perempuan
Kapitalis tidak akan memuliakan perempuan. Karena NiLai juaaaL pada Perempuaan sangan Tinggi. Perempuan hanya akan mulia dengan isLam.
kedok palsu smg muslimah tdk tertipu
Tulisan yang sangat bagus untuk bahan mwncerdaskan umat. Ijin share ya
Ya Allah:(
Di sistem dzalim ini perempuan dimanfaatkan,
Sementara pada sistem khilafah perempuan dimuliakan. We need khilafah!
Selama kapitalisme yg diterapkan, umat tdk akan pernah merasakan kemaslahatan. #we needkhilafah
Masalah ekonomi dlm sistem demokrasi yg melibatkan banyak perempuan, nyata2 tidal menyelesaikan masalah. Justru malah menimbulkan masalah Baru dlm keluarga. Hanya khilafah Islam yg mpu menuntaskan segala problem.
Tidak ada pilihan lain untuk perempuan dan semua umat di dunia kecuali kembali sistem islam, yang berasal dari Allah Yang Maha Sempurna :”))
Ide yg dianut feminis sdh nyata merusak fikroh seorang perempuan
Hanya Islam yang Mampu Mengembalikan fitrah Wanita sebagaimana mestinya
Aturan buatan manusia tidak memanusiakan. Saatnya kembali ke aturan yg fitri dr Allah swt
Kesetaraan gender bukan untuk memuliakan perempuan tapi untuk mengeksploitasi perempuan demi kepentingan kapitalisme
Perempuan sejahtera dibawah naungan islam, syariah dan khilafah…
Perempuan sungguh mulia dalam Islam
?
MasyaAllah kita butuh aturan Islam untuk memuliakan perempuan