[Amerika] Terorisme Domestik: Suatu Produk Liberalisme Sekuler
MuslimahNews.com, KOMENTAR POLITIK – Pada Sabtu (3/8/2019) waktu setempat, 20 orang dibantai di El Paso, Texas, dan 9 nyawa tak berdosa lainnya direnggut pada esoknya, Ahad, di Dayton, Ohio. Sayangnya, tragedi semacam ini telah menjadi hal biasa di masyarakat kita –di lain hari, di penembakan massal lainnya.
Kita sedang menyaksikan terorisme domestik yang dilakukan oleh kaum nasionalis/supremasi kulit putih di Amerika. Selama beberapa tahun terakhir, kebangkitan kaum kanan, ‘alt-right’ (kelompok ekstrem kanan), dan nasionalis/supremasi kulit putih telah menciptakan lingkungan beracun di negara ini (Amerika).
Menyalahkan Trump secara eksklusif atas penembakan massal baru-baru ini, melewatkan isu liberalisme sekuler yang lebih luas dan signifikan. Dasar-dasar liberalisme sekuler telah menumbuhkan intoleransi terhadap siapa pun yang menentang gagasan, nilai, atau etika mereka, dan secara alami menghasilkan kebencian atau persekusi terhadap kelompok minoritas yang berbeda dari mayoritas.
Ada preseden historis terhadap hal ini, seperti yang terlihat di beberapa negara Eropa dengan kebangkitan populismenya dan secara paralel dapat ditarik ke wacana kita saat ini.
Pondasi ideologis inilah yang perlu dicermati. Nasionalisme atau supremasi kulit putih adalah produk sampingan dari pondasi ideologis ini. Meskipun demikian, Trump telah menguatkan kaum nasionalis/supremasi kulit putih dan telah memicu retorika xenofobia di belakang mereka, ide-ide tersebut sudah jauh mendalam dan tertanam dalam masyarakat Barat.
Selama berabad-abad, pemerintahan kolonial mengukir kebencian tak mendasar para pejuang superioritas kulit putih, dan dalam konteks Amerika, sebuah kerajaan telah dibangun di belakang para budak, menggenosida seluruh bangsa, dan menjarah sumber daya dari negara-negara yang lebih kecil.
Alat-alat kapitalisme secara kontinyu melanggengkan hegemoni ini. Rasisme ini bersifat sistematis dan tidak eksklusif hanya di sebuah pemerintahan tertentu. Inilah pondasi yang perlu diberantas untuk menyelesaikan sejumlah besar masalah yang kita hadapi saat ini.
Islam dengan tegas melarang nasionalisme dan rasisme. Islam menilai keutamaan seseorang hanya pada tingkat takwa (kesadaran akan keberadaan Tuhan) dan kebaikan individu.
Allah (swt) berkata,
)يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبيرا(
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan Kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Al-Hujurat [49] : 13)
Nabi (saw) berkata dalam khotbah terakhirnya,
«يا أيها الناس, ألا إن ربكم واحد, وإن أباكم واحد, ألا لا فضل لعربي على أعجمي, ولا لعجمي على عربي, ولا لأحمر على أسود, ولا أسود على أحمر إلا بالتقوى, أبلغت? Ulasan: بَلَّغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ »
“Wahai manusia, ingatlah, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu, dan ayahmu (Adam) adalah satu. Sesungguhnya tidak ada keunggulan bangsa Arab terhadap non-Arab, atau non-Arab terhadap bangsa Arab, dan tidak ada (kelebihan) orang kulit putih terhadap orang kulit hitam, atau orang kulit hitam terhadap orang kulit putih, kecuali dalam hal takwa (kebenaran) dan kesalehan. Sudahkah saya menyampaikan pesannya? Mereka berkata, Rasulullah (saw) telah menyampaikan pesan itu.” (HR. Ahmad)
Masalah sistematis membutuhkan solusi sistematis. Islam sebagai suatu sistem adalah satu-satunya alternatif yang dapat menyatukan umat Islam, non-Muslim, kulit putih, kulit hitam, Hispanik, Asia, bahkan Arab.
Islam, sejak awal telah berurusan dengan ashabiyyah (nasionalisme) dalam masyarakat pra-Islam dan menyelesaikannya dari dasar ideologi dan sistem.
Penerapannya sebagai sistem politik insya Allah akan memberantas banyak kesengsaraan di dunia saat ini, seperti yang terjadi selama 1.400 tahun sebelum keruntuhannya. Rahmat Islam sangat dibutuhkan, baik bagi Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia. [MNews | Sumber ]