BeritaKomentar Politik

Mimpi Buruk Para Lansia di Asia

Umar r.a melihat sekumpulan umat Kristen, mereka menderita kusta, lalu Umar r.a mengambil kekayaan dari Baitul Maal dan memberikannya kepada mereka untuk menyembuhkan mereka. Dan bagi orang-orang yang tidak bisa disembuhkan, Umar r.a memberikan mereka tunjangan sampai kematian mereka.


MuslimahNews, KOMPOL — Sebuh review dari Asia Nikkei menyebutkan negara-negara Asia kian menua. Dari Jepang, Korea Selatan hingga Cina dan beberapa wilayah Asia Tenggara, populasi yang menua telah merubah tren sosial masyarakat, strategi bisnis dan kebijakan pemerintah. Pada 2020 hingga 2060, usia produktif (15-64 th) diperkirakan terjun hingga 30% di Jepang, 26% di Korea Selatan dan 19% di Cina, menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Populasi pensioner diatas 65 th akan memenuhi negara-negara tersebut lebih dari 30% pada 2060. Hong Kong, Singapura dan Thailand juga akan menghadapi problem yang serupa.

Review tersebut juga mengungkap kekhawatiran para generasi tua (usia pensiun) tentang beban hidup di masa tua. Mereka khawatir akan uang pensiun yang tidak mencukupi, jaminan pemerintah yang semakin menurun, biaya hidup yang semakin meningkat, dan generasi muda yang semakin bersikap egois dan semakin menjauh dari kehidupan mereka. Kekhawatiran itu lebih-lebih bagi pekerja yang bekerja di sektor informal, yang tidak mendapatkan tunjangan pensiun. Beberapa negara akhirnya mengambil kebijakan untuk memundurkan usia pensiun, atau sekedar meminta para pekerja untuk meningkatkan simpanan pensiun. Cina misalnya, menawarkan solusi dengan penjaminan rumah untuk mendapatkan pinjaman pensiun. (Asia.Nikkei.com)

Komentar:

Baca juga:  [Nafsiyah] Khilafah kok Buru-Buru

Fakta tersebut semakin menjadi bukti bahwa peradaban kapitalis menggerogoti sisi kemanusiaan dengan menjadikan seluruh usia manusia selalu khawatir dengan uang, uang, dan uang. Bahkan di usia senja! Ini sangat berbeda dengan Islam!

Islam mengajarkan, usia lanjut adalah usia yang dipenuhi kekhawatiran tentang amal, bukan tentang biaya hidup. Usia menuju ajal, sebuah pembuka pintu menuju akhirat, dan fokus untuk mempersiapkannya. Bukan sekedar memikirkan jaminan hidup di masa tua, namun sudah berfikir jaminan amal untuk kebaikan akhirat.

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :
Sehingga apabila dia telah dewasa dan usianya mencapai empat puluh tahun, ia berdo’a : “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat ENGKAU yang telah ENGKAU berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang ENGKAU ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan memberikan kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada ENGKAU dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS Al-Ahqaf: 15)

Dalam sebuah riwayat Nabi bersabda, ”Barang siapa umurnya sudah melebihi empat puluh tahun sedang kebaikannya tidak lebih banyak dari kejelekannya, hendaklah ia mempersiapkan keberangkatannya ke neraka.”

Dari nash tersebut di atas, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memeriksa amal perbuatannya setiap kali menyadari umurnya kian bertambah. Karena umur adalah aset sekaligus pertanggungjawaban.

Baca juga:  [Editorial] Khilafah Tegak di Atas Hujjah dan Urgensinya Tak Terbantah

Maka visi negara, harus sejalan dengan visi Islam, visi yang dituntun Sang Pencipta Kehidupan. Visi untuk mendukung para lansia fokus beramal dan memperbanyak kebaikan. Sistem ekonomi berbasis syariah yang mewajibkan pengelolaan harta milik umum untuk umat, memastikan jaminan kebutuhan primer termasuk kesehatan hingga seberapapun umurnya.

Bangunan keluarga yang kokoh berdasarkan prinsip gaya hidup Islam, akan dipastikan oleh negara melalui syariat pendidikan, politik, dan tata pergaulan. Bangunan yang melahirkan anak-anak yang tidak abai dengan perannya untuk mengabdi dan berbakti kepada orangtua.

Bahkan ketika kewajiban jihad memanggil, negara akan mengutamakan kewajiban baktinya kepada orangtuanya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Ada seorang laki-laki yang meminta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berjihad, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya.
“Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Dia menjawab, ‘Ya, masih.”
Beliau pun bersabda, “Maka pada keduanya, hendaklah engkau berjihad (berbakti).’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Bagaimana pula perhatian negara terhadap santunan para lansia, yang selalu dianggarkan oleh Baitul Mal. Baik pensiunan negara maupun bukan, baik muslim maupun bukan. Fragment Khalifah Umar bin Khathab menjadi buktinya.

Baca juga:  Kasus Covid-19 di Indonesia Naik ke Posisi 7 di Asia

Umar pada suatu ketika melihat seorang pria Yahudi tua, dia sedang meminta-minta. Umar r.a pun memanggil sang Gubernur, dia berkata, “Kenapa pria ini meminta-minta? Di sepanjang hidupnya dia membayar pajak, kenapa dia tidak mendapat tunjangan? Kenapa dia meminta-minta?” Dan dana pensiun pun didirikan.

Umar berkata, “Demi Allah, aku akan menjamin bahwa pada suku Badui di Pegunungan San’a, akan mendapatkan tunjangan. Mereka mendapatkan tunjangan.” Untuk para sahabat yang buta juga mendapatkan perawat. Mereka mempunyai seorang perawat yang mengurusi mereka. Umar r.a melihat sekumpulan umat Kristen, mereka menderita kusta, lalu Umar r.a mengambil kekayaan dari Baitul Maal dan memberikannya kepada mereka untuk menyembuhkan mereka. Dan bagi orang-orang yang tidak bisa disembuhkan, Umar r.a memberikan mereka tunjangan sampai kematian mereka.

Ya, inilah Islam. Aturan yang memanusiakan manusia, dan tidak mengekspoitasi usia tua demi dunia![] Fareastern Muslimah & Shariah

Sumber gambar: Moviestalk.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *