AnalisisOpini

Keadilan Islam dan Kegagalan Kapitalisme, dari Keadilan dan Kesejahteraan menjadi Kezaliman dan Kemerosotan

Sistem ekonomi Islam bukan hanya alternatif, tetapi merupakan sistem yang benar, karena hukumnya diwahyukan oleh Tuhan Semesta Alam, Pencipta semua manusia, yang Maha Mengetahui apa yang memecahkan masalah bagi ciptaannya.


Oleh: Rana Mustafa

MuslimahNews, ANALISIS — Ketika Nabi Saw menyerukan kebaikan (yaitu Islam), beliau secara bersamaan membantah sistem kebodohan (Jahiliyah) yang berlaku dan mengekspos kerusakannya. Maka dengan dakwah beliau untuk hanya menyembah Allah semata (Tauhid) dan meninggalkan penyembahan berhala, beliau juga menyerang sistem rusak yang mereka tempuh, mengutuk kehidupan mereka yang rendah, dan mencela cara hidup mereka yang tidak adil, yakni dengan firman Tuhannya ﴿قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ * لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ﴾ “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,* Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.* Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.” (QS. Al-Kafirun: 1-3)

Beliau dengan tegas menyerang aktivitas riba hingga ke akarnya yang menjadi sumber kehidupan mereka, dan menyampaikan firman Allah SWT: ﴿وَمَا آتَيْتُم مِّن رِّباً لِّيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِندَ اللَّهِ﴾ “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.” (Ar-Ruum: 39)

Dan beliau memperingatkan orang-orang yang berbuat curang dalam timbangan dan takaran. Allah SWT berfirman: ﴿وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ * الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ * وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ﴾ “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang* (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,* dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Al-Muthaffifin: 1-3)

Islam adalah Din Allah, yang Dia wahyukan untuk orang-orang; Islam adalah ideologi umum untuk semua urusan kehidupan; Islam mengatasi problematika manusia dan mengatur seluruh urusan kehidupan secara penuh, baik secara ekonomi, politik, sosial, dan pendidikan. Allah SWT berfirman: ﴿وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِّكُلِّ شَيْءٍ﴾ “Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu.” (An-Nahl: 89)

Baca juga:  Ketimpangan Menganga, Kemiskinan Merajalela, Kapitalisme Bawa Bencana

Rasulullah Saw bersabda: «تَرَكْتُكُمْ عَلَى المَحجّةُ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لا يَزِيغُ عَنْهَا إِلاَّ هَالِكٌ». “Saya meninggalkan Anda sebuah jalan yang terang benderang di mana malamnya secerah siangnya. Tidak akan menyimpang darinya kecuali mereka yang dikutuk.”

Oleh karena itu, mengemban sistem ekonomi dalam Islam, mempromosikan dan menyerukannya, dan semua kebijakan yang dihasilkannya, adalah mengemban satu bagian Islam yang tidak kalah penting dan bernilai daripada aspek lainnya. Allah SWT berfirman: ﴿أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَن يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ﴾ “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah: 85)

Oleh karena itu, sistem ekonomi dalam Islam harus dijalankan dan ditunjang sebagai salah satu bagian dari Din yang merupakan keyakinan vital kita dan sebagai satu-satunya yang mampu memberikan kehidupan ekonomi yang adil, bebas krisis, dan aman, serta pengurusannya yang meliputi pencegahan dari awal kejatuhan pada krisis (jika terjadi). Sistem ini bukan sistem buatan manusia seperti halnya dengan sistem buatan manusia lainnya (komunisme dan kapitalisme). Sistem ini berasal dari Allah, pencipta semua manusia dan pencipta segalanya.

Artikel ini tidak akan, dalam halaman yang terbatas, menyebutkan apa yang dinyatakan dalam buku 300 halaman Sistem Ekonomi dalam Islam oleh ulama terkemuka Taqiyuddin an-Nabhani di mana ia merinci kebijakan ekonomi Islam dan bagaimana sistem ini memastikan kehidupan yang layak bagi semua orang, Muslim dan non-Muslim, selama hampir 13 abad tanpa krisis dan masalah, bahkan sebaliknya. Saya hanya akan menyebut kisah ini, sebagai satu contoh, dan bukan satu-satunya, tentang bagaimana pernah terjadinya surplus uang yang meningkat pesat di era Khalifah Umar bin Abdul Aziz, semoga Allah merahmatinya. Ia memerintahkan gubernur Irak Abdul Hamid bin Abdurrahman, “Untuk memberikan hak-hak rakyat,” Abdul Hamid menulis: ”Saya sudah membayarkan semua gaji dan hak mereka tetapi di Baitul Mal masih terdapat banyak uang.

Baca juga:  Hipokrisi HAM atas Kebebasan Beragama

Umar memerintahkan, “Carilah orang yang dililit utang tapi tidak boros. Berilah dia uang untuk melunasi utangnya.” Abdul Hamid kembali menyurati Umar, “Saya sudah membayarkan utang mereka, tetapi di Baitul Mal masih banyak uang.” Umar memerintahkan lagi, “Kalau ada orang lajang yang tidak memiliki harta lalu dia ingin menikah, nikahkan dia dan bayarlah maharnya.” Abdul Hamid sekali lagi menyurati Umar, ”Saya sudah menikahkan semua yang ingin menikah tetapi di Baitul Mal ternyata masih juga banyak uang.” Akhirnya, Umar memberi pengarahan, “Carilah orang yang biasa membayar jizyah dan kharaj. Kalau ada yang kekurangan modal, berilah pinjaman kepada mereka agar mampu mengolah tanahnya. Kita tidak menuntut pengembaliannya kecuali setelah dua tahun atau lebih.”

Kesimpulannya, sistem ekonomi Islam bukan hanya alternatif, tetapi merupakan sistem yang benar, karena hukumnya diwahyukan oleh Tuhan Semesta Alam, Pencipta semua manusia, yang Maha Mengetahui apa yang memecahkan masalah bagi ciptaannya. ﴿أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ﴾ “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui?” [Al-Mulk: 14]

Hari ini, setelah komunisme gagal memberikan kehidupan ekonomi yang terjamin bagi rakyat, kegagalan ini diikuti oleh kegagalan yang mencekik leher kapitalisme, yang telah tenggelam ke dalam lumpur krisis berturut-turut meskipun telah diselenggarakan berbagai konferensi dan upaya dari para ilmuwan dan pakar ekonominya yang membatasi pemikiran mereka pada dua sistem yang gagal ini. Kegagalan adalah hasil dari seluruh solusi mereka, namun masalah justru meningkat dan menelan semua negara di dunia tanpa kecuali.

Baca juga:  Nusantara dan Khilafah dalam Realita Sejarah Indonesia

Sejak dominasi sistem kapitalis, seluruh dunia telah hidup dalam kegelapan sistem ini, setelah gagal menciptakan kehidupan ekonomi yang bebas dari krisis yang mengakibatkan kemiskinan, kelaparan, pengangguran, gelandangan, dan kemelaratan pada tingkat yang tinggi dan berbahaya, karena beberapa faktor, terutama globalisasi ekonomi. Globalisasi telah mendominasi dunia selama 20 tahun terakhir dan telah berdampak besar pada krisis ekonomi yang sedang berlangsung. Integrasi ekonomi lokal ke dalam ekonomi internasional, yang didominasi oleh Amerika karena dominasi politiknya, justru telah memperluas masalah ekonomi ke semua negara di dunia.

Dan ketika kaum kafir tidak dibimbing oleh kebenaran dan tidak bernalar seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT: ﴿وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾ “Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala“” [Al-Mulk: 10], maka apa alasan kaum Muslim hari ini, yang menolak Kitabullah dan Sunnah Rasulullah?!

Allah SWT berfirman: ﴿قَدْ جَاءَكُم مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ * يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ﴾ “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan* Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”(Al-Ma’idah: 15-16)[]

#من_الظّلمات_إلى_النّور
#DarknessToLight
#KegelapanMenujuCahaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *