BeritaInternasional

Nazreen Nawaz: Anak-anak Ghouta Tidak Memerlukan lagi Resolusi Kosong

Muslimahnews.com – Anak-anak di Ghouta Timur tidak memerlukan lagi resolusi-resolusi kosong. Meski Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengeluarkan sebuah resolusi bulat untuk menyerukan gencatan senjata 30 hari. Namun, setelah keluarnya resolusi tersebut, pertempuran ganas terjadi di daerah-daerah selatan Ghouta Timur. Direktur Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Dr. Nazreen Nawaz mengatakan hal tersebut tidaklah mengherankan.

“Tidak mengherankan di sana! Sebaliknya yang luar biasa adalah bahwa PBB percaya bahwa dunia benar-benar mendengarkan atau peduli lebih banyak lagi tentang apa yang keluar dari organisasi usang dan tidak berdaya ini yang terbentuk dari kepentingan politik egois dari kekuatan dunia yang semuanya memiliki kepentingan untuk melayani diri sendiri dalam menghancurkan revolusi Islam di Suriah,” tulis Nazreen dalam akun facebooknya seperti dikutip Ahad (25/2/2018).

Nazreen bahkan menyebut Rusia dan Turki keduanya menyepakati Ghouta Timur menjadi salah satu zona de-eskalasi di mana warga sipil seharusnya dilindungi dari pemboman tersebut.

Namun, sambungnya, Rusia membantu rezim Suriah dalam membantai anak-anak di Ghouta Timur, sementara Turki terlihat pergi, bertindak seolah-olah tidak dapat melakukan apapun tentang pertumpahan darah ini di halaman belakang meskipun memiliki tentara terkuat ke delapan di dunia dan merupakan tentara terbesar kedua NATO.

Baca juga:  Membentuk Kepribadian Islami Anak

“Betapa lelucon yang lengkap! Jika situasinya tidak begitu menyedihkan tragis ….. itu akan menggelikan!” tulisnya.

Nazreen melihat, anak-anak Ghouta tidak memerlukan lagi resolusi kosong atau proposal perdamaian dari rezim yang darah kaum Muslimin telah berlumuran di tangan mereka.

Kaum Muslim membutuhkan tentara Islam untuk membebaskan mereka dari kekejaman rezim dan memukul ketakutan ke dalam hati orang-orang yang berani menyakiti mereka lagi. Menurutnya, hanya di bawah kekuasaan negara Khilafah pasukan tersebut dapat dimobilisasi.

“Tentara ini hanya akan dimobilisasi untuk melindungi mereka di bawah kekuasaan negara Khilafah. Khilafah adalah kebutuhan mendesak saat ini!” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, serangan udara serta baku tembak masih melanda Ghouta Timur, Ahad (25/2/2018), meski DK PBB telah mengadopsi resolusi berisi desakan gencatan senjata selama 30 hari di Suriah pada Sabtu (24/2/2018). Total korban tewas di Ghouta Timur sejak sepekan terakhir kini telah melampaui 500 orang, dengan lebih dari 120 adalah anak-anak. [] (Novita M Noer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *