AnalisisOpini

Ketika Penguasa Saudi Menyerang Hujjaj (Peziarah/orang yang berhaji)

Saat hujjaj (Ppeziarah, orang yang berhaji) akan tiba untuk haji tahun ini, kantor berita negara Saudi (SPA) melaporkan pada 19 Juli 2019 bahwa Raja Salman telah menyetujui tuan rumah pasukan AS di Arab Saudi. Sementara hujjaj berbalik untuk menghadap kiblat umat Islam, para penguasa Saudi beralih untuk menghadap kiblat mereka di Washington.


Oleh: Taji Mustafa

Muslimah News, ANALISIS — Ketika anda tiba di terminal Hajj di Jeddah. Kita akan langsung teringat bahwa anda adalah bagian dari suatu umat yang beragam. Anda akan melihat suku yang berbeda, bahasa yang berbeda. Semua adalah bagian dari umat yang mulia dan datang untuk berhaji melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Umat Terbaik

Dalam hadist riwayat Ahmad. Jubair ibnu Mut’im berkata, “Ketika kami bersama dengan Rasulullah dalam perjalanan antara Makkah dan Madinah kemudian dia bersabda : “Orang-orang Yaman adalah orang di perbatasan yang mendaki di atas kalian seperti langit-langit. Mereka adalah orang-orang terbaik di bumi.

Sebagian peziarah (Orang berhaji) berasal dari Yaman, pintu selanjutnya setelah Saudi Arabia. Beberapa siswa yang ada di kelas Bahasa Inggris saya adalah warga negara Saudi. Beberapa warga negara Saudi adalah keturunan Yaman jadi mereka memiliki garis hubungan keluarga di antara keduanya. Beberapa warga negara Saudi yang keturunan Yaman tapi anggota keluarga mereka adalah warga negara Non-Saudi.

Baca juga:  Kematian Imigran di AS: Bukti Bobroknya Kapitalisme dan Nation State

Pun, orang-orang berpindah dengan leluasa di antara dua tempat tersebut dan melakukan pernikahan dan mereka adalah saudara di dalam Islam. Sebelum dilahirkannya kerajaan Saudi baru-baru ini oleh Inggris, wilayah Saudi dan Yaman dahulu adalah provinsi dari Daulah Khilafah Islamiyah selama berabad-abad dan tidak ada garis pemisah antara provinsi seperti yang terjadi di sana hari ini.

Situasi di Yaman Bersama pelajar saya dari Saudi, kami mendiskusikan tentang situasi di Yaman saat ini serta bagaimana keluarga mereka telah dipengaruhi oleh perang yang terjadi di sana.

Seorang bercerita, bahwa beberapa orang di Arab Saudi menentang pembunuhan sesama Muslim tetapi takut untuk berbicara karena Raja dan putranya Muhammad bin Salam (MBS), hari ini kita mendengar berita memilukan tentang pengeboman di Pesta Pernikahan, di bus-bus sekolah, dan rumah sakit-rumah sakit oleh penguasa Saudi, membunuh sesama Muslim. Lawan mereka di Yaman juga bersalah atas kekejaman terhadap umat dan juga siap untuk menumpahkan darah kaum Muslimin.

Para penguasa di banyak negeri-negeri Muslim juga terlibat dalam pertumpahan darah Kaum Muslimin atau mereka tengah menonton bahagia, sementara darah saudara kita ditumpahkan di berbagai tempat seperti Syria. MBS, Erdogan dan Imran Khan baru-baru ini menyuarakan dukungan untuk pemerintah Cina meskipun mereka melakukan tindakan keras dan brutal terhadap Muslim Uyghur.

Baca juga:  Amerika Datang, Demi Apa?

Tawaf dan Orang Beriman

Beberapa orang yang berhaji yang melakukan tawaf berasal dari Yaman atau memiliki keluarga di Yaman. Abdulla bin Umar berkata, saya melihat Nabi (alaihi salam) melakukan tawwaf di sekitar Kabah seraya berkata, “Betapa manis dan wanginya engkau. Seberapa luarbiasa engkau dan seberapa besar kesucian engkau. Demi dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, kesucian orang beriman lebih besar dari Allah daripada kesucianmu.”[Ibn Majah]

Nabi (alaihi salam) juga pernah bersabda: “Kehancuran dunia (nilainya) lebih ringan di sisi Allah subhanahu wata’ala dari pada seseorang membunuh seorang mukmin tanpa hak.” [Ibn Majah]

Ka’bah

Ka’bah dianggap sebagai simbol Islam terbesar. Orang-orang Muslim di seluruh dunia menghadapkan wajah mereka ke arah Kabbah lima kali sehari, tetapi kesucian darah seorang yang beriman lebih berharga bagi Allah (swt) daripada kesucian rumah pertama yang dibangun untuk menyembah Allah (swt) ini.

Sebab darah seorang mukmin lebih berharga bagi Allah (swt) daripada Kabbah, dan pada kenyataannya lebih berharga dari seluruh bumi dan apa yang dikandungnya, maka umat Islam harus menempatkan prioritas yang sama di atas darah saudara-saudari mereka, dan memperlakukan pelanggaran atas kesucian itu lebih buruk dari agresi terbuka terhadap Kabbah sekalipun.

Oleh karena itu, masalah yang paling mendesak bagi dunia Islam saat ini adalah untuk melindungi kesucian (darah orang beriman) dan itu menuntut upaya untuk menegakkan kembali suatu kepempinan Islam yang luhur, menghadirkan seorang Khalifah, yang melindungi dan membela kaum Muslim, tidak seperti para penguasa saat ini yang senang menumpahkan darah Muslim.

Baca juga:  Perang Dagang AS – Cina

Pasukan AS tiba di Arab Saudi

Saat hujjaj (Peziarah, Orang yang Berhaji) akan tiba untuk haji tahun ini, kantor berita negara Saudi (SPA) melaporkan pada 19 Juli 2019 bahwa Raja Salman telah menyetujui tuan rumah pasukan AS di Arab Saudi. Sementara hujjaj berbalik untuk menghadap kiblat umat Islam, para penguasa Saudi beralih untuk menghadap kiblat mereka di Washington.[]

2 DzulHijjah 1440

Penerjemah : Ummy Kalsum Hasbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *