FokusOpini

Islam Mengeluarkan Umat Manusia dari Kegelapan Menuju Cahaya, dan Kapitalisme Membawa Mereka Kembali ke dalam Kegelapan

Meskipun, kegelapan hari ini telah dipaksakan ke atas kita oleh rezim Kufur penjajah; (sebelumnya secara militer, secara budaya, dan secara intelektual) kita mengalami akibatnya berupa kesulitan demi kesulitan setiap harinya, perang melawan ide-ide kita dan keyakinan kita, dalam rangka menekan dan mengusir kita dari negeri-negeri kita.


Oleh: Hanan Shu’aib

MuslimahNews, FOKUS — Allah SWT berfirman di dalam Alquran yang mulia: ﴿اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ “Allah adalah Wali/Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [Al-Baqarah: 257]

Di dalam ayat ini, ada deskripsi yang jelas tentang bagaimana cara untuk keluar dari kegelapan menuju cahaya, dari kegelapan politeisme, dosa, dan bid’ah menuju cahaya keimanan dan kebenaran, yakni dengan mengikuti perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya. Hal ini karena Al-Khaliq adalah satu-satunya wali bagi orang-orang beriman dan pendukung mereka, menjamin mereka menjadi orang-orang yang beruntung. Sebagaimana kegelapan menjadi penghalang pada penglihatan sehingga tidak dapat memaknai dan membuktikan segala sesuatu, kekafiran juga mengaburkan persepsi hati dari memahami kebenaran iman, ilmu tentang kebenaran, dan kebenaran penyebabnya.

Ayat ini juga menunjukkan sisi lain dari gambaran itu, yaitu dikeluarkannya orang-orang beriman dari cahaya yang telah mereka capai sebelumnya dan kembali kepada kegelapan sebelum Islam datang kepada mereka, yaitu kekufuran mereka lagi, atau jarak mereka dari Islam setelah menaatinya, atau masuknya konsep-konsep kapitalis ke masyarakat kita dan membuat Muslim merangkul mereka sebagai bagian dari Islam. Semua ini dengan mengikuti perintah kaum kafir dan ajaran mereka, serta menjadikan mereka sebagai wali/pelindung, sehingga mereka membawa umat Islam keluar dari cahaya kebenaran menuju gelapnya kebodohan dan pembangkangan.

Terdapat banyak jalan kebatilan yang telah Allah SWT tunjukkan; Dia menjadikan kegelapan dalam bentuk jamak dan cahaya dalam bentuk tunggal, yang artinya hanya ada satu jalan menuju kebenaran. ﴿وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ﴾ “dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” [Al-An’am: 153]

Cahaya ini, yang dibawa oleh semua Nabi dan Rasul kepada umat mereka, telah menciptakan revolusi dalam cara berpikir dan cara hidup. Islam mengubah kehidupan kaum Quraisy dan umat manusia di sekitarnya, menciptakan revolusi di dalamnya. Kaum Muslim menjadi pemimpin dunia setelah sebelumnya mereka lemah dan terhina, dan umat Islam mengemban Din ini selama-lamanya lebih dari tiga belas abad. Di dalamnya pasukan Daulah Islam menyebar ke timur dan barat, menghilangkan rintangan dan hambatan fisik sehingga kebaikan (Al-Khair) menyebar di antara bangsa-bangsa lain; mereka membuka negeri-negeri lalu menyebarkan cahaya dan keadilan di antara para budak. Mereka menghapus kerajaan dan tahta serta meleburkan masyarakat ke dalam tubuhnya dan menjadi bagiannya, mereka mengeluarkan orang-orang ini dari cengkeraman Barat yang membelenggu mereka dan mencuri sumber daya mereka.

Baca juga:  Kok Bisa Ada Pandangan Seolah-olah Khilafah Mengancam Indonesia?

Hari ini, setelah umat Islam meninggalkan Din mereka sebagai cara hidup dan sistem kehidupan yang terintegrasi, berubah menjadi kepatuhan mereka kepada rezim kafir, kapitalisme. Ideologi ini memerintah mereka dengan tangan besi sejak kehancuran Khilafah, telah membawa mengeluarkan mereka dari cahaya tempat mereka hidup di bawah pemerintahan Islam, dan membawa mereka kembali ke kegelapan pemerintahan kufur yang mengeksploitasi sumber daya mereka, menjarah kekayaan mereka, dan menjajah mereka dengan dalih melindungi kepentingan mereka! Realitas kemanusiaan saat ini mirip dengan Quraisy sebelum Islam.

Kerusakan telah menyerang sebagian besar moral mereka dan kejahatan serta kekejaman menyebar karena rusaknya keyakinan, pikiran, dan perasaan mereka. Dan karena rezim kufur yang menguasai mereka, banyak dari umat berani menyerang Hudud Allah, melawannya, dan menyebarkan ide-ide kufur, sementara yang lain kehilangan mereka (Hudud) karena ketidaktahuan mereka dan tidak adanya penguasa yang adil yang memerintah dengan Islam.

Masyarakat pada zaman Jahiliyah terkenal karena menyembah berhala mereka, memberikan pengorbanan bagi mereka, menguduskan para pemimpin mereka, dan mempercayai takhayul dan bid’ah. Mereka menyerahkan urusan-urusan mereka kepada makhluk yang tidak berpikir, seperti burung dan sejenisnya! Dan ketika Islam datang, Dien ini mengeluarkan mereka dari kegelapan kekufuran ini, mengangkat mereka dari penyembahan manusia dan batu menjadi penyembahan hanya kepada Tuhan umat manusia, yang tidak memiliki sekutu, dan mereka tunduk secara mutlak kepada-Nya dan sepenuhnya bersandar kepada-Nya (tawakkal). Kemudian mereka menjadi bangsa terbaik yang dilahirkan atas manusia.

Hari ini, meskipun kita dapat melihat fenomena ateisme dalam masyarakat kita, tetapi gagasan sekularisme – pemisahan agama dari kehidupan – telah menyebar secara intensif dan ibadah dibatasi hanya pada hubungan individu dengan Allah SWT, memisahkan dan tidak menerimanya di dalam seluruh urusan kehidupan lain, seperti dalam membangun hubungan dan transaksi dengan orang lain, dan semua sistem pemerintahan. Hal ini, tentu saja, merupakan produk dari kelemahan intelektual mendalam yang terjadi di tengah umat pada tahun-tahun terakhir negara Utsmaniyah, yang saat itu menyebabkan kehancuran Khilafah. Konsep-konsep rezeki, kesembuhan, kemenangan, dan ketaatan tidak lagi hanya untuk Allah, tetapi telah dikaitkan dengan manfaat dan kepentingan serta pencegahan kejahatan. Ini adalah salah satu kegelapan kapitalisme, yang membawa umat kembali ke dalamnya. Umat menyerahkan pikiran kepada beberapa ulama yang bergantung kepada para penguasa yang sesungguhnya mengimplementasikan agenda-agenda Barat kafir, dan menerima ide-ide asing ke dalam Islam seperti empat kebebasan (salah satunya menyerang pakaian Islami), ide Islam Moderat, keharusan menerima pendapat lain, demokrasi berasal dari Islam, dan banyak polutan intelektual lainnya, yang terus menunda-nunda keputusan umat untuk menyingkirkan para penguasa dan rezim kufurnya.

Baca juga:  Kiprah Intelektual Muslimah di Era Khilafah

Meskipun rakyat memberontak terhadap penguasa mereka karena ketidakadilan, penindasan, dan kerusakan, namun mereka tidak mengadopsi proyek Islam yang benar tanpa kehilangan sesuatu atau mengubahnya atau menundanya. Kebangkitan umat Islam tidak lengkap kecuali dengan menggulingkan rezim agen kufur dan menggantinya dengan aturan Islam dengan menerapkan Hudud Allah secara penuh, dan mencegah apa yang merusak dan mencemari ide-ide umat Islam.

Pada jaman Jahiliyah pra-Islam, ide-ide seperti kesukuan, berperang dan melanggar kesucian orang lain dengan pencurian dan penjarahan juga menyebar. Hari ini, setelah pemecahbelahan Sykes-Picot terhadap negara-negara Muslim, bentuk lain dari nasionalisme ini muncul. Ini adalah orang Yordania, itu orang Irak, dan yang lain orang Lebanon. Mereka berperang untuk mendapatkan rezeki di negara yang sama dengan dalih bahwa salah satu dari mereka adalah orang asing di negerinya! Aktivitas ribawi juga telah menyebar di kalangan orang Quraisy, dan ekonomi didasarkan padanya. Terlepas dari keyakinan kaum Muslim akan larangan riba dan berurusan dengannya, penyebaran kapitalisme yang memerintah mereka telah memaksa mereka untuk berurusan dengan riba di bank serta semua transaksi dan kontrak, tetapi sebagian dari umat menganggapnya tidak masalah bahkan tentang bunga!

Pada masa Jahiliyah, kedai-kedai khamr menyebar di masyarakat yang mengakibatkan pecahnya keburukan dan amoralitas, dan hari ini tanpa adanya Khilafah, kedai dalam bentuk bar-bar telah diperkenalkan kembali di banyak negara Muslim, yang berdampak negatif terhadap pikiran banyak pemuda Muslim dan perilaku mereka khususnya. Masalah pengangguran dan ekonomi menjadi marak; umat tidak melihat adanya cara melarikan diri dari masalah ini kecuali dengan beralih ke tempat-tempat (hiburan) semacam itu. Belum lagi media besar memompa untuk memasarkan kebiasaan rusak ini dalam serial TV, film, dan program hiburan seolah-olah anggur/khamr, perjudian, kecabulan dan ikhtilath antara laki-laki dan perempuan adalah bagian dari kepercayaan dan kebiasaan Muslim!

Salah satu ide menyimpang dalam masyarakat Quraisy sebelum Islam adalah pandangan inferior mereka terhadap perempuan pada saat itu, dan fakta bahwa perempuan dianggap sebagai seonggok tubuh fisik dan hanya untuk kesenangan. Perempuan terbiasa mempercantik diri dan keluar rumah dalam keadaan hampir telanjang. Ada banyak praktik pernikahan yang menyerupai rumah bordil saat ini. Seperti pernikahan dagang (istibda’) di mana sang suami mengirim istrinya untuk tidur dengan seorang lelaki yang memiliki status di tengah masyarakat sehingga diia akan mengandung anaknya yang akan mendapatkan posisi lelaki itu! Dan pernikahan Ar-Rahat (kelompok); yang merupakan partisipasi sekelompok laki-laki untuk tidur dengan satu perempuan dan kemudian perempuan itu memberikan hak anak kepada siapapun yang dia pilih! Dan dalam pernikahan Rayat, para pelacur mengibarkan bendera sehingga diketahui bahwa dia tersedia (untuk melayani). Pernikahan-pernikahan semacam itu tersebar hari ini dalam bentuk-bentuk yang lain di negara-negara Barat Kafir, dan dipasarkan di negara-negara Muslim sebagai kebebasan, dan homoseksualitas (sodomi dan lesbianisme) dipromosikan sebagai kebebasan pribadi!

Barat telah lama menganggap perempuan sebagai hewan atau kejahatan, dan hari ini mereka dipandang sebagai sekadar tubuh fisik, untuk kesenangan dan buruh murah.

Islam datang untuk menyelamatkan manusia dari semua kegelapan ini. Islam telah mengangkat status perempuan, memungkinkannya untuk mendapatkan warisan, menjadi qadhi di antara orang-orang, mengemban dakwah, memberikan bai’at kepada penguasa dan mengoreksinya, dan mengambil hak penuh dari suaminya. Islam memastikan bahwa perempuan tidak dieksploitasi akan feminitas mereka di tempat kerja atau di tempat lain; Islam tidak memaksa perempuan untuk bekerja tetapi mengharuskan mereka diurusi di semua tahap kehidupan mereka. Islam mengangkat status perempuan dalam kehidupan; Islam mempercayakan mereka dengan tugas paling hebat untuk membesarkan generasi yang berkomitmen pada hukum Allah, yang hidup di dalam keluarga-keluarga bahagia yang seimbang untuk menjadi pemimpin dunia. Islam menjadikan perempuan sebagai penolong dan pendukung bagi laki-laki, bukan lawan, musuh, atau saingannya. Islam telah membebankan kewajiban Syariah kepada perempuan dan laki-laki tanpa preferensi di antara mereka, dengan berbagi tugas dan hak dengan perlakuan yang baik, sementara itu menjadikan hak kepemimpinan dalam pernikahan kepada laki-laki karena ia lebih mampu untuk menafkahi dan melindungi. Islam juga menjadikan uang perempuan sebagai hak mereka sendiri; tidak diperbolehkan bagi siapa pun untuk mengambil uang mereka tanpa izin mereka bahkan jika perempuan itu lebih kaya dari suaminya.

Baca juga:  Mereka yang Terhempas karena Dunia

Jalan cahaya hanya ada satu, yakni mengikuti semua perintah Allah dan menjauhkan diri dari semua larangan-Nya dengan cara yang telah Allah tentukan untuk kita, seperti yang diterapkan oleh Rasul-Nya yang mulia di negara Islam pertama di Al-Madinah Al-Munawarah dan diikuti oleh para Khalifah Rasyidah. Meskipun, kegelapan hari ini telah dipaksakan ke atas kita oleh rezim Kufur penjajah; (sebelumnya secara militer, secara budaya, dan secara intelektual) kita mengalami akibatnya berupa kesulitan demi kesulitan setiap harinya, perang melawan ide-ide kita dan keyakinan kita, dalam rangka menekan dan mengusir kita dari negeri-negeri kita.

Mereka tentu tidak ingin kita atau umat manusia hidup di dalam cahaya yang dibawa oleh Islam karena ini berarti akhir dari kapitalisme mereka, penjarahan dan pencurian mereka akan kekayaan dunia dan kekayaan negara-negara tanpa pertanggungjawaban.

Kami katakan – dengan penuh keyakinan – bahwa tidak ada pilihan bagi umat Islam jika ingin kembali kepada cahaya yang dibawa oleh Rasulullah kita yang mulia, kecuali dengan berjuang untuk mencabut rezim-rezim kufur yang memerintah kita hari ini dan menegakkan Khilafah yang Adil, pelindung kaum Muslim dan yang menerapkan hukum Allah; negara inilah tubuh yang mengemban Islam, cahaya, tuntunan, rahmat bagi semua umat manusia.[]

#من_الظّلمات_إلى_النّور
#DarknessToLight
#KegelapanMenujuCahaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *