AgendaBeritaNasional

Tol Bukan Infrastruktur tapi Ladang Bisnis, Apa yang Mau Dibanggakan?

MuslimahNews.com  – “Rezim sekarang ini tidak ada prestasinya sama sekali.  Coba sebutkan satu saja prestasi rezim ini?” Ujar Direktur Eksekutif Pamong Institute Wahyudi Al Maroky menantang peserta diskusi Temu Tokoh Nasional untuk menyebutkan prestasi Rezim Jokowi, Ahad (1/1/2019) di Semarang.

Salah satu peserta pun menjawab, “Kita berpikir positiflah,  ada prestasi yang bisa dibanggakan di era sekarang.  Contoh jalan tol.”

Wajar peserta memberikan contoh tersebut karena rezim dalam berbagai kesempatan menyatakan pembangunan jalan tol merupakan salah satu keberhasilan Jokowi dalam membangun infrastruktur.

“Jalan tol itu bukan infrastruktur, Anda harus pahami, yang namanya infrastruktur itu membangun dasar struktur perekonomian, bisa dinikmati oleh siapa pun. Infrastruktur itu contohnya jalan raya dan jembatan.  Itu bisa dinikmati oleh siapa pun. Kalau jalan tol, itu hanya bisa dinikmati bagi yang bayar.  Ini namanya ladang bisnis,  bukan infrastruktur!” tegas Wahyudi pada agenda yang bertema “Menatap 2019, Refleksi 2018” itu.

Dalam kesempatan itu turut hadir KH Muhammad Shiddiq Al-Jawi, Mudir Mahad Hamfara, Bantul, DIY yang mengingatkan, “Kita harus berpikir lebih dari pada bangunan tolnya aja. Tol itu dibangun pakai uang apa? Pakai utang. Utangnya utang riba. Bahkan ribanya bisa triliunan,” tegasnya.

Baca juga:  Bangun Infrastuktur Pakai Utang dari China, Negara-Negara Ini Malah Bangkrut

Padahal, lanjut Shiddiq, dalam Islam, orang yang makan riba satu dirham saja (setara dengan Rp75 ribu) itu dosanya seperi zina 36 kali. Dan zina itu memiliki 73 pintu, dosa yang paling kecil (dari zina)  itu seperti (maaf)  menzinai ibunya sendiri.

“Coba bayangkan, jika satu dirham saja seperti zina 36 kali.  Kalau satu triliun berapa besar dosanya? Apanya yang mau dibanggakan? Di hadapan Allah akan bilang ‘inilah prestasi dosa besarku ya Allah’ begitu? Dosa kok dibanggakan?” Pungkasnya.

Dalam diskusi tersebut tampak pula hadir juga Guru Besar Universitas Diponegoro (Undip) Profesor Suteki sebagai pembicara.[] Amri Moeslim/Joy/Media Umat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *