Hijrah, Kembali kepada Islam Kaffah
MuslimahNews.com — “Kenapa tahun baru Hijriyah ini penting untuk kita ingatkan di tengah-tengah umat ini? Hijrahnya Rasulullah Saw dari Makkah menuju Madinah adalah peristiwa yang begitu penting, maka tidak mengherankan kenapa Khalifah Umar bin Khattab ketika menetapkan tahun pertama dari kalender Hijriyah itu adalah tahun hijrahnya Rasulullah dari Makkah menuju Madinah. Ini menunjukkan pentingnya peristiwa hijrah,” ujar Ustaz Farid Wajdi dalam Tabligh Akbar Bogor Raya menyambut Muharram 1440 H, Selasa (11/9/2018).
“Kalau tahun miladiyah, tahun pertamanya itu adalah tahun kelahiran Isa Al-Masih, atau yang mereka sebut sebagai Yesus,” sambung Ustaz Farid pada acara yang bertema “Kembali kepada Islam Kaffah” itu.
Lalu Ustaz Farid menjelaskan makna hijrah yaitu berpindah dari satu kondisi ke kondisi lain, atau dari suatu tempat ke tempat lain. Dia mengisah hijrah yang dilakukan Rasulullah berhijrah dan menerapkan Islam kaffah, lalu mengaitkannya dengan fakta yang ada saat ini.
Ustaz Farid mengatakan bahwa dari momentum hijrah itu kita dapat mengambil hikmah bahwa menegakkan Khilafah itu adalah kewajiban. Terlebih menyaksikan kondisi umat kekinian. “Allah tidak diam atas apa yang menimpa umat Islam. Allah itu ada. Perjuangan ini akan ditolong oleh Allah, perjuangan ini akan dimenangkan oleh Allah,” ungkapnya.
Ustaz Farid menjelaskan kriteria saudara Rasulullah yang dirindukan olehnya Saw. “Mereka tidak pernah bertemu denganku, tapi mereka mencintaiku lebih dari darah dagingnya. ‘Kita bersama Rasulullah, karena kita bersama untuk menyatukan umat Islam di bawah naungan Khilafah. Kita bersama Rasulullah, karena kita berjuang agar tak lagi ada darah umat Islam yang tumpah karena kesombongan orang kafir.”‘
Tidak bisa dikatakan mencintai Rasulullah, kata Ustaz Farid, kalau kita mendiamkan Alquran dan Sunnah Rasulullah diinjak-injak, membiarkan kaum Muslimin ditindas. “Mari kita bersama berjuang untuk tegaknya Khilafah,” ajaknya.
Turut hadir sebagai pembicara Ustaz Umar Shiddiq, “Betapa ketika Khilafah itu masih ada, sangat luar biasa. Karena Undang-undang dan hukum yang dipakai bukanlah buatan manusia,” tukasnya di hadapan ratusan peserta yang memenuhi Masjid Agung At-Thahiriyah, Empang, Bogor.
Ustaz Umar lalu menyebutkan bahwa manusia yang berani membuat Undang-undang dan hukum itu manusia yang sombong, padahal dirinya diberi makan dan kehidupan oleh Allah.[]