BeritaNasional

Ide Islam Nusantara Dikritik Keras Putra KH Maemoen Zubair

MuslimahNews.com — Putra ulama terkenal KH Maemoen Zubair, KH Najih Maemoen (Gus Najih) mengkritik keras Islam Nusantara. Gus Najih membuat makalah berjudul “Islam Nusantara dan Konspirasi Liberal”.

“Islam Nusantara hadir untuk mensinkronkan Islam dengan budaya dan kultur Indonesia. Ada doktrin sesat di balik lahirnya wacana Islam Nusantara,” ungkap Gus Najih.

Kata pria yang lama belajar ilmu agama bimbingan Sayyid Maliki di Mekah ini, dengan Islam Nusantara mereka mengajak umat untuk mengakui dan menerima berbagai budaya sekalipun budaya tersebut kufur, seperti doa bersama antar agama, pernikahan beda agama, menjaga Gereja, merayakan Imlek, Natalan dan seterusnya.

Menurut Gus Najih, para pengusung Islam Nusantara juga ingin menghidupkan kembali budaya-budaya kaum abangan seperti nyekar, ruwatan, sesajen, blangkonan, sedekah laut dan sedekah bumi (yang dahulu bernama nyadran). “Dalam anggapan mereka, Islam di Indonesia adalah agama pendatang yang harus patuh dan tunduk terhadap budaya-budaya Nusantara. Tujuannya agar umat Islam di Indonesia terkesan ramah, tidak lagi fanatik dengan ke-Islamannya, luntur ghirah islamiyahnya,” jelas Gus Najih.

Ada misi “Pluralisme Agama” di balik istilah Islam Nusantara, kata Gus Najib, di samping juga ada tujuan politik (baca; partai) tertentu, yang jelas munculnya ide tersebut telah menimbulkan konflik, pendangkalan akidah serta menambah perpecahan di tengah-tengah umat.

Baca juga:  Hakikat Islam Nusantara

Gus Najih juga mengungkapkan fakta yang ada budaya yang berasal dari tradisi Nusantara pra-Islam telah di-Islamkan oleh para ulama Nusantara termasuk Walisongo. “Bukan Islam yang diakulturalisasi dan di-nusantarakan oleh budaya Nusantara karena budaya tersebut sudah ada terlebih dahulu sebelum Islam datang,” papar Gus Najih.

Ia mengatakan, kegiatan keagamaan masyarakat Indonesia yang sepenuhnya berasal dari Islam seperti tahlilan, yasinan, maulidan, manaqiban, thariqahan, pada dasarnya di negara-negara Arab juga dilaksanakan seperti di Siria, Yaman, dan sebagainya. “Lalu mengapa para pendukung Islam Nusantara menolak Islam Arab, padahal amaliyah mereka sama? Terjadi lagi ketidakjelasan dan inkonsistensi pemikiran dalam istilah Islam Nusantara tersebut,” pungkas Gus Najih.[]

Sumber: https://suaranasional.com/2015/10/09/putra-kh-maemoen-zubair-bongkar-kesesatan-islam-nusantara-ini-buktinya/ .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *