IntelektualKegiatan

Dada Intelektual Muslimah Sesak, Bicara Ancaman Generasi di Balik Legalisasi Kaum Sodom Zaman Now

Muslimahnews.com – Surabaya. Dada intelektual muslimah se-Surabaya dibuat sesak saat berkumpul dan membicarakan ancaman generasi dalam Forum Intelektual Muslimah bertajuk, “Ancaman Generasi di Balik Legalisasi LGBT” beberapa minggu yang lalu di Surabaya.

Jani Purnawanty, S.H, SS., LL. M sebagai pemateri pertama memberikan data-data empiris pertumbuhan dan perkembangan baik skala internasional, nasional, dan lokal tentang komunitas Gay dan turunannya.

“Nampak bahwa gerakan ini menjadi gerakan terstruktur dan massif,” terangnya di hadapan puluhan intelektual dan para dosen dari berbagai kampus negeri dan swasta di Surabaya.

Menurut Sekretaris Riset Konsorsium International Human Trafficking UA dan Universitas IOWA USA ini mengatakan, bahwa di Surabaya komunitas tersebut bebas beraktifitas dan berkembang pesat. Beliau sampaikan tentang adanya komunitas bernama Gay SD, SMP, SMA se-Surabaya di media sosial yang beranggotakan anak-anak dan para pemuda. Dalam waktu beberapa bulan, 1000 lebih anggota baru masuk menjadi anggota closed group tersebut.

Jani mengingatkan, bahwa harus ada solusi solutif dan langkah yang tepat untuk melawan arus yang merusak generasi ini.

Sementara, Faizah Rosyidah, M.Ked.Trop, Kepala Klinik Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya selaku pemateri kedua menjelaskan bahwa fenomena LSL (Lelaki Seks Lelaki) dan LGBT adalah fenomena biasa ketika kehidupan berlandaskan nafsu serta mengesampingkan wahyu (sekulerisme).

Baca juga:  Mahkamah Konstitusi: Untuk Rakyat atau Untuk Kaum LGBT?

“Jika bukan wahyu dari Sang Pencipta yang menjadi standar kebaikan dan keburukan, bukan pula menjadi pemandu menghadapi kehidupan, maka pasti nafsulah yang memimpin, kenikmatan materi semata yang menjadi standar, hingga muncul LGBT dan turunannya yang kini menghantui generasi kita,” jelasnya.

Faizah menekankan, bahwa intelektual muslimah wajib memahami akar masalah atas problem ini, dan memahami dengan benar solusi solutifnya agar tidak menimbulkan masalah baru.

Menurutnya, solusi itu muncul berasal dari pemahaman mendasar, bahwa semua manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT Sang Pencipta dan Sang Pemilik Aturan atas ciptaan-Nya. Maka solusi terbaik bersumber dari-Nya.

“Dia-lah yang mengerti kita, mengerti apa yang membuat kita rusak semacam LGBT. Layaknya hukum-Nya yang kita jadikan solusi solutif, yakni Keseluruhan Islam sebagai wahyu dari-Nya,” katanya.

Maka jalan untuk memahami solusi, lanjut Faizah, adalah mengkaji Islam dengan penuh kesadaran bahwa Islam sebagai solusi implementatif berikut aturan-aturannya. Sehingga dengan mengkaji Islam, intelektual mampu memberikan pemahaman yang benar pada keluarga, teman sejawat, dan masyarakat. Dan dapat menjelaskan kerusakan dari pemahaman kontradiktif dan rusak yakni Liberal Sekuler, seperti HAM dan LGBT.

“Intelektual muslimah, saya pun merindukan keberkahan hidup berlandas Kalamullah dan Sunnah-Nya dalam bingkai Khilafah. Itu cita-cita kita bersama,” ungkap Jani dan Faizah di akhir sesi penyampaian kesimpulan.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *